Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Armenia Minta Bantuan Militer ke AS, Jawaban Trump...

Armenia Minta Bantuan Militer ke AS, Jawaban Trump... Kredit Foto: Reuters/Melik Baghdasaryan
Warta Ekonomi, Baku -

Ketegangan antara Azerbaijan dan Armenia dikabarkan kembali memuncak pada hari Minggu. Ribuan pasukan militer Armenia telah melakukan serangan balik besar-besaran yang mengarah kepada pasukan militer Azerbaijan yang tengah berjaga di perbatasan Nagorno-Karabakh. 

Diberitakan sebelumnya, Menteri Luar Negeri Armenia, Zohrab Mnatsakanyan setelah pasukan militernya membombardir pasukan militer Azerbaijan menghubungi Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Stephen Biegun.

Baca Juga: Mengupas Kekuatan Angkatan Perang Armenia dan Azerbaijan, Menang Mana?

Zohrab meminta kepada AS untuk membackup atau membantu negaranya menghadapi pasukan militer Azerbaijan yang mendapat dukungan penuh dari pasukan militer Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Dikutip dari Sputnik, dalam kesempatan berbeda, Presiden AS, Donald Trump memberikan jawaban atas permintaan dari Menlu Armenia itu.

Donald Trump tidak memberikan garansi akan menurunkan pasukan militernya ke Armenia untuk menghadapi pasukan Azerbaijan yang didukung oleh tentara Turki. Trump menyatakan, pihaknya akan mengkaji lebih dalam lagi untuk menyikapi perang dua negara di wilayah Nagorno-Karabakh itu.

"Kami melihatnya dengan sangat cermat. Kami memiliki banyak hubungan baik di bidang itu, kami akan melihat apakah kami dapat menghentikannya," kata Trump di Gedung Putih, Washington DC, Senin (28/9/2020).

Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS sebelumnya telah mengeluarkan pernyataan resmi menyikapi meningkatnya eskalasi di Nagorno-Karabakh.

Menurut Departemen Luar Negeri AS, keterlibatan pihak luar mana pun sangat tidak membantu mengurangi ketegangan antara Armenia dan Azerbaijan.

Mereka menilai keterlibatan negara luar di konflik dua negara itu hanya akan memperburuk ketegangan regional di wilayah itu.

"Pihak-pihak yang bertikai untuk bekerja sama dengan ketua bersama Grup Minsk yang didalamnya bukan hanya ada AS saja, tapi ada Prancis dan Rusia dengan tujuan untuk kembali mengarahkan dua negara bertikai itu kearah negosiasi substantif secepat mungkin," bunyi pernyataan Departemen Luar Negeri AS.  

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: