Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Segala Upaya Dilakukan, Jabatan buat Anwar Ibrahim Tak Juga Datang

Segala Upaya Dilakukan, Jabatan buat Anwar Ibrahim Tak Juga Datang Kredit Foto: Antara/REUTERS/Lim Huey Teng

Karier Penuh Gejolak

Anwar dikenal dengan karier politik yang penuh warna. Ada gejolak. Berkali-kali terhempas ketika di posisi akan mencapai puncak. Dia bahkan menjadi salah satu tokoh politik paling terkenal dan kontroversial di Asia Tenggara.

BBC mengulas karier politiknya. Anwar (73), pertama kali meraih sorotan saat menjadi pemimpin mahasiswa yang sangat karismatik yang mendirikan gerakan pemuda Islam Malaysia, ABIM. Dia lalu mengejutkan banyak orang dengan bergabung dengan Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), partai yang sudah lama berkuasa, pada 1982.

Keputusannya itu terbukti sebagai langkah politik yang cerdik. Dia dengan cepat menaiki tangga politik dan memegang banyak jabatan kementerian.

Pada 1993, dia menjadi wakil Mahathir dan secara luas diharapkan untuk menggantikannya kelak. Tetapi ketegangan terjadi setelah krisis keuangan Asia 1997. Terjadi bentrok karena ekonomi dan korupsi.

Pada September 1998, Anwar dipecat dan memimpin protes publik terhadap Mahathir. Tindakan itu adalah awal dari Reformasi, sebuah gerakan yang akan mempengaruhi generasi aktivis demokrasi negeri jiran itu. Anwar ditangkap dan akhirnya didakwa melakukan sodomi dan korupsi, tuduhan yang dia bantah.

Protes kekerasan di jalanan meletus ketika Anwar dipenjara selama enam tahun karena korupsi. Setahun kemudian, dia dijatuhi hukuman sembilan tahun karena sodomi.

Anwar selalu menyatakan, tuduhan itu adalah bagian dari kampanye kotor untuk memecatnya. Sebab, dia adalah ancaman politik terhadap Mahathir, mentornya sendiri.

Pada akhir 2004, setahun setelah Mahathir mundur sebagai PM, Mahkamah Agung Malaysia membatalkan dakwaan sodomi dan membebaskan Anwar dari penjara.

Setelah dibebaskan, Anwar muncul sebagai ketua de facto dari oposisi yang baru bangkit yang menunjukkan kinerja yang kuat dalam pemilu 2008. Namun klaim sodomi kembali diajukan terhadap Anwar pada 2008, yang menurutnya merupakan upaya lain pemerintah untuk menyingkirkannya.

Pengadilan Tinggi akhirnya membebaskan Anwar dari dakwaan pada Januari 2012, dengan alasan kurangnya bukti. Tahun berikutnya dia memimpin oposisi ke tingkat yang baru dalam pemilihan yang memberikan dampak bagi koalisi Barisan Nasional yang berkuasa.

Tapi sekali lagi, ambisi Anwar digagalkan. Saat dia bersiap untuk bertarung dalam pemilihan negara bagian pada 2014, pembebasan sebelumnya dibatalkan dan dia dijebloskan kembali ke penjara.

Dalamperistiwa yang mengejutkan pada 2016, mantan saingannya, Mahathir, mengumumkan bahwa dia akan keluar dari masa pensiunnya untuk kembali mencalonkan diri sebagai PM. Pria berusia 92 tahun itu mengatakan, dia muak dengan tuduhan korupsi yang melanda PM saat itu, yaitu mantan anak didik lainnya, Najib Razak.

Tetapi untuk mengembalikannya, Mahathir membuat kesepakatan dengan Anwar yang masih dipenjara. Anwar saat itu tetap populer di kalangan pendukung oposisi. Dalam momen yang banyak dipublikasikan, keduanya berjabat tangan, menandai dimulainya reuni politik yang luar biasa.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: