Segala Upaya Dilakukan, Jabatan buat Anwar Ibrahim Tak Juga Datang
Mahathir memimpin aliansi Pakatan Harapan meraih kemenangan dalam pemilihan 2018, mengakhiri rekor 61 tahun Barisan Nasional yang tak terputus dalam memerintah negara. Mahathir menjadi PM Malaysia lagi, dan mengindikasikan akan menyerahkan kekuasaan kepada Anwar dalam dua tahun.
Dia juga memenuhi janjinya membebaskan Anwar dari penjara, dan memberinya pengam- punan penuh. Tetapi, aliansi yang ditempa atas janji Mahathir untuk menyerahkan kekuasaan kepada Anwar, kemudian mulai terlihat genting ketika Mahathir tidak berniat menepati janjinya menyerahkan jabatan kepada Anwar.
Pertarungan sengit untuk suksesi dan kebangkitan nasionalisme Melayu pun dimulai. Pada Februari lalu, pengunduran diri Mahathir yang tak terduga menyebabkan keruntuhan koalisi, menjerumuskan Malaysia ke dalam periode kekacauan politik yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Raja Malaysia, yang memiliki keputusan akhir tentang siapa yang harus membentuk peme- rintahan, memilih Muhyiddin Yassin untuk memimpin, yang secara efektif memulihkan tatanan lama ke kekuasaan.
Namun dalam perubahan terbaru dalam turbulensi politik yang sedang berlangsung, pada September 2020 Anwar mengatakan, dia memiliki suara mayoritas parlemen dan sedang mencari audiensi dengan raja untuk mem-bentuk pemerintahan baru.
Klaimnya dibantah Muhyiddin, yang mengatakan dia masih berkuasa. Sementara raja, belum berhasil ditemui Anwar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: