Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad seperti menjilat ludah sendiri jika ikut dalam Pilihan Raya Malaysia Ke-15 (PR15). Sebelumnya, Mahathir mengaku tak akan ikut pemilu lagi.
Dilansir The Straits Times, kemarin, Mahathir mengaku para pendukungnya tidak mau melihat dirinya berhenti berpolitik. Pria berusia 95 tahun ini pun berjanji akan memimpin Partai Pejuang dalam PR15 yang rencananya bakal digelar September 2023.
Baca Juga: PM Malaysia Jalani Isman Usai Negaranya Pakai Status Pusat Covid-19
“Jika saya tidak ikut, mereka (pendukungnya) akan kecewa. Mereka masih ingin saya mem- perjuangkan politik yang bebas korupsi,” kata Mahathir.
Dia mengaku tersentuh dengan kepercayaan para pendukungnya. Di usianya yang sudah lanjut, Mahathir merasa masih sangat sehat dan tidak linglung. “Mereka menganggap saya akan masih fit hingga masa PR15 nanti,” ujarnya.
Jika tidak ada pemilu sela, maka pemilu akan dilaksanakan pertengahan September 2023. Saat itu, Mahathir akan berusia 98 tahun. Pada 26 September lalu, Mahathir mengatakan tidak akan ikut dalam pemilu dan hanya akan terlibat di belakang layar dunia politik Malaysia saja.
Mahathir memegang rekor sbagai pemimpin terpilih tertua di dunia pada usia 93 tahun ketika menjabat jadi PM Malaysia di tahun 2018. Dia sebelumnya sudah memegang rekor sebagai PM terlama ketika menjabat di periode pertama pada 1981 sampai 2003.
Politisi berjuluk Dr M itu pernah mengatakan, dia berharap anaknya Mukhriz bakal meneruskan jejaknya. “Itu terserah dia tentunya. Saya tidak akan menghalangi apa pun yang dia lakukan. Tentunya akan sangat tidak adil baginya,” ujar Mahathir.
Saat ini Mukhriz menjabat sebagai Presiden interim Partai Pejuang, yang didirikan ayah- nya setelah terdepak dari Partai Pribumi Bersatu Malaysia. Meski kini berada di luar kekuasaan, Mahathir bakal memerangi korupsi di negara tetangga Indonesia itu melalui Pejuang.
“Partai Pejuang mempunyai tekad kuat. Salah satunya adalah menyelamatkan negara ini dari korupsi,” jelas pria berjuluk Bapak Pembangunan Malaysia tersebut.
Mahathir kemudian menyindir koalisi Perikatan Nasional (PN), yang dibentuk dari eks partainya Bersatu, mengambil jalan korupsi seperti aliansi Barisan Nasional. Mahathir juga mengaku, selama tiga bulan sejak aliansi yang dipimpin PM Muhyiddin Yassin itu berkuasa, dia tak berkomentar karena ingin melihat kinerjanya.
“Sayangnya, mereka korup. Mereka berkuasa setelah membeli dukungan. Tapi mereka hanya mayoritas dua orang,” ucap Mahathir. Menurutnya, PN jauh lebih buruk dari korupsi, karena keseluruhan pemerintahannya dibentuk dari penyuapan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: