Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sedih! Ayah Kandung Steve Jobs, Imigran Suriah yang Tak Pernah Bertemu Anaknya

Sedih! Ayah Kandung Steve Jobs, Imigran Suriah yang Tak Pernah Bertemu Anaknya Kredit Foto: Twitter/marciojmsilva
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ayah kandung Steve Jobs berasal dari Suriah, sebuah fakta yang belum hilang di Twitter, terutama bagaimana para imigran Suriah yang kerap dibantai dan disiksa. Ayah kandung Steve Jobs bernama Abdulfattah "John" Jandali. Ia lahir pada tahun 1931 dari keluarga Suriah terkemuka. Dia dibesarkan di Homs, Suriah, sebuah kota yang sejak dulu dilanda perang saudara. Ia adalah anak bungsu dari sembilan bersaudara.

Dilansir dari USA Today di Jakarta, Rabu (7/10/2020) menurut biografi resmi Steve Jobs yang ditulis oleh Walter Isaacson, pada awal 1950-an, Jandali merupakan pelajar di American University di Beirut. Ia melanjutkan studi ke University of Wisconsin.

Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Laurene Powell Jobs, Istri Mendiang Steve Jobs

Saat bertugas di Wisconsin sebagai asisten pengajar, Jandali bertemu dengan wanita yang akan menjadi ibu kandung Steve Jobs, ialah Joanne Schieble.

Jandali dan Schieble akhirnya akan menikah setelah Schieble melahirkan Jobs, tetapi sayang Jobs sudah diadopsi oleh Clara dan Paul Jobs pada 1955. Hal ini karena hubungan Jandali dan Schieble ditentang oleh ayah Schieble.

Dalam biografi Jobs, Isaacson menulis bahwa mereka awalnya memutuskan untuk tidak menikah karena ayah Schieble, yang saat itu sedang sakit keras mengancam Schieble untuk tidak menikahi Jandali.

Keputusan adopsi itu pun diambil oleh ibu Jobs, Joanne. Joanne terpaksa pindah ke San Francisco bersama Jobs yang masih bayi. Pada kondisi itulah, dia memutuskan untuk melepaskan Jobs.

Namun akhirnya pasangan itu pun menikah dan memiliki seorang putri bernama, Mona Simpson yang tumbuh menjadi seorang penulis.

Bertahun-tahun kemudian, Jobs pun menelusuri keberadaan orang tua kandungnya. Namun yang ia dapatkan hanyalah sang ibu dan adiknya, Mona. Jobs pun merangkul keduanya dan tak malu mengatakan bahwa mereka keluarga Jobs.

Meski demikian, Jobs akan marah setiap kali ada yang menyebut Paul dan Clara Jobs sebagai orang tua 'angkatnya'. Bagi Jobs, Paul dan Clara Jobs adalah orang tua aslinya. Jobs yang meninggal pada tahun 2011 tak pernah bertemu sang ayah kandungnya, Jandali.

Jandali pun berakhir di Nevada bekerja sebagai manajer restoran. Ia mengaku sangat menyesal tak pernah bertemu dengan putranya, Jobs hingga Jobs meninggal karena kanker pankreas.

Kepada New York Post, Jandali pernah mengaku baru mengetahui bahwa Jobs adalah anaknya beberapa tahun terakhir sebelum Jobs meninggal. Meski sangat ingin bertemu Jobs, Jandali mengaku tak berani menelepon Jobs karena khawatir ia akan salah sangka, mengira ia hanya mengejar-ngejar Jobs yang telah sukses.

Meski demikian, Jandali sempat beberapa kali mengirimkan surat elektronik kepada Jobs mengajak bertemu, tetapi tak pernah berbalas.

"Sekarang, saya tak punya apa-apa lagi untuk dikatakan," ujar Jandali.

Jandali juga mengungkap apabila ia tau Joanne akan membiarkan orang lain mengadopsi Jobs, Jandali tak akan membiarkan hal itu terjadi.

Tapi ternyata, takdir rupanya pernah mempertemukan mereka. Yaitu di restoran tempat Jandali bekerja. Namun, Jobs memberi tahu Issacson bahwa dia tidak tertarik untuk bertemu dengan ayah kandungnya.

Dan salah satu pengungkapan paling menarik dalam buku Isaacson adalah saat Jandali memberi tahu Simpson bahwa Jandali berharap dia bisa melihatnya ketika dia mengelola sebuah restoran Mediterania di utara San Jose. Dan Steve Jobs sendiri juga pernah ke sana.

Dalam wawancara tahun 2011 yang diterbitkan oleh situs Lebanon, Jandali sempat berbicara tentang anak-anaknya.

"Steve adalah putra kandung saya, tetapi saya tidak membesarkannya, dan dia memiliki keluarga yang mengadopsinya. Jadi jika dikatakan bahwa saya adalah 'bapak penemuan', itu karena putra kandung saya adalah seorang jenius dan putri saya seorang penulis yang brilian." ungkapnya.

"Saya berterima kasih kepada Tuhan atas kesuksesan saya dalam hidup, tetapi saya bukan penemu…. Saya bangga dengan putra saya dan prestasinya, serta pekerjaan saya. Tentu saja saya membuat kesalahan, dan jika saya bisa kembali ke masa lalu, saya akan memperbaiki beberapa hal." tambahnya.

Kesalahan itu adalah Jandali ingin lebih dekat dengan putranya yaitu Steve Jobs.

"Steve Jobs adalah salah satu orang paling sukses di Amerika, dan Mona adalah seorang akademisi dan novelis yang sukses." tutupnya bangga kepada kedua anaknya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: