Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jurnalis AS Bandingkan Elon Musk dan Steve Jobs: Mengabaikan Media Tidak Membuat Liputan Negatif Hilang

Jurnalis AS Bandingkan Elon Musk dan Steve Jobs: Mengabaikan Media Tidak Membuat Liputan Negatif Hilang Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jurnalis dan penulis senior media Fortune, David Meyer mengkritik miliarder Elon Musk yang membubarkan departemen pers di Twitter, terlebih ia mengatur auto-reply email press dengan emoji kotoran. Menurutnya, kebijakan Musk membuat sebagian jurnalis dilumpuhkan ketika menulis cerita tentang platform burung biru itu.

"Pelatihan kami dan pembaca kami menuntut agar kami mencerminkan berbagai sisi berlawanan dari cerita apa pun, tetapi satu sisi bertekad untuk tidak ikut campur," tulisnya di artikel terbaru Fortune yang dikutip WE Online di Jakarta, Selasa (21/3/23).

Meyer pun membandingkan Musk dengan Steve Jobs yang juga melakukan hal yang sama. Namun, langkah Jobs dianggap memperkuat gagasan bahwa CEO atau perusahaan berada dalam liga tersendiri.

Baca Juga: Elon Musk Tanggapi Batas Kredit UBS yang Capai Rp1.538 Triliun Usai Beli Raksasa Keuangan Ini, Katanya...

Sementara Musk, sebagai CEO Twitter mengambil langkah lebih jauh dengan memiliki satu-satunya platform di mana seorang jurnalis dapat terlibat dengannya di depan umum.

"Masalahnya, mengabaikan media tidak membuat liputan negatif hilang. Twitter tidak membantu dirinya sendiri ketika menolak berkomentar," lanjutnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa ketergantungan Tesla pada CEO-nya yakni Elon Musk sendiri sebagai juru bicara tunggal kurang membantu ketika berita besar bagi investornya adalah keasyikan Musk dengan mainan barunya, Twitter.

Sementara Jobs dapat mengabaikan media karena dia adalah seorang komunikator hebat yang mempertahankan mistik yang cukup untuk menarik massa ke medan distorsi realitasnya. Sehingga membuat semua orang ingin tahu apa yang akan dia dan Apple lakukan selanjutnya, jadi jurnalis harus menyedotnya karena takut kehilangan akses.

Tetapi, Musk sebaliknya, ia justru terlalu terang-terangan tentang rencananya, meski rencana itu gagal. Terlebih, mengenai laporan Washington Post baru yang memberatkannya, tentang bagaimana manajemen Musk telah merusak program "self-driving" Tesla.

"Oleh karena itu, seseorang di posisi Musk harus mempekerjakan komunikator profesional, dan perusahaan yang dia jalankan terlalu penting untuk menghindari akuntabilitas," tulis Meyer.

"Orang-orang akan terus memiliki pertanyaan yang sah tentang apa yang sedang dilakukan Twitter dan Tesla, dan tugas media adalah untuk mendapatkan jawaban. Lucu seperti emoji kotoran mungkin tampak ketika dilemparkan ke wartawan, targetnya pada akhirnya adalah publik."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: