Industri eksplorasi minyak dan gas (migas) yang penuh risiko dan berbiaya besar dapat dikelola dengan baik jika didukung dengan penguasaan teknologi dan pemahaman yang baik terhadap aspek komersialnya. Sejumlah proyek strategis di PGN yang dikerjakan dengan mengedepankan aspek teknologi dan komersial berhasil mendorong adanya efisiensi triliunan rupiah dana perusahaan. Baca Juga: Erick Thohir Surati Kementerian ESDM Minta Tolong Bantu Keuangan PLN
Demikian paparan dari Wakil Menteri ESDM 2016-2019 Arcandra Tahar saat menjadi pembicara dalam diskusi daring bertema Strategi Mengoptimalkan Profesional Brand yang digelar mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Sepuluh Nopember Surabaya (FT ITS), Minggu malam (4/10).
Baca Juga: Erick Thohir Surati Kementerian ESDM Minta Tolong Bantu Keuangan PLN
Dalam kesempatan ini Arcandra yang juga Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) mengatakan, ada dua aspek utama yang biasanya menjadi subyek dari setiap proyek migas, yaitu teknologi dan komersial.
"Jika dua aspek itu dijadikan sebagai patokan utama dalam membangun dan mengembangkan sebuah proyek, Inshaa Allah hasilnya akan optimal dan memberi manfaat luas ke masyarakat. Proyek pipa minyak PGN di Riau bisa dihemat Rp 2,1 triliun dan ada beberapa proyek lagi yang penghematannya juga sangat besar," tegasnya di akun Instagram @arcandra.tahar, Rabu (7/10).
Lebih lanjut Arcandra menuturkan, untuk berhasil menjadi profesional di industri, seperti halnya industri migas, maka seseorang harus memiliki karakter kuat yang didukung dengan kompetensi dan trustworthy.
Baca Juga: Green Energy, Kementerian ESDM: Uji Kelayakan CPO untuk PLTD
"Kompetensi disini meliputi pengetahuan, skill dan pengalaman yang sudah terbukti dan teruji hasilnya. Seorang profesional yang baik harus punya keinginan untuk membuat sebuah rencana perubahan dan berani menjalankan rencana itu hingga berhasil," tuturnya.
Arcandra menambahkan, di dunia yang sudah sangat terintegrasi dengan teknologi dan internet ini, branding banyak digunakan untuk mensukseskan seseorang, perusahaan dan juga berbagai produk yang dihasilkan oleh orang atau perusahaan itu. Namun, branding bukanlah tujuan. Yang utama seseorang/organisasi harus tetap memiliki value yang berharga sehingga keberadaannya dibutuhkan.
Ia lalu menunjuk kesuksesan Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi yang bertahun-tahun berada di level teratas sepakbola dunia. Branding personal mereka luarbiasa, tidak pernah turun dan bahkan bisa mengontrol pasar/kontrak ke klub maupun kontrak komersial lainnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil