Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menilai Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja dari pemerintah yang sekarang sudah disahkan DPR adalah untuk memuluskan jalan bagi investor.
Menurut dia, ini terlihat ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjamin akan adanya investasi baru ke Indonesia minimal 20 miliar dolar AS. Kata dia, UU Cipta Kerja dibuat untuk kepentingan menyambut dan melapangkan jalan bagi para investor terutama dari luar negeri. Dia pun mempertanyakan, dari mana luar negerinya.
"Jawabnya tentu darimana saja, terutama dari China. Karena kita tahu para investor dari sana sering mempersyaratkan tenaga kerja yang akan mereka pergunakan adalah tenaga kerja dari negara mereka sendiri," ucapnya.
Baca Juga: Kuasai Vale, Erick Minta Inalum Garap Pasar Bahan Baku utama EV Battery yang Dikuasai China
Keinginan China, papar Anwar, tentu sudah terpenuhi dan terakomodasi di dalam UU Cipta Kerja terkait penggunaan tenaga kerja asing (TKA). Dalam Undang-Undang yang ada sebelumnya, ada tiga persyaratan yang harus dipenuhi bila sebuah perusahaan ingin menggunakan TKA.
Pertama perusahaan tersebut harus punya rencana penggunaan TKA. Kedua, harus mengurus visa tinggal terbatas untuk TKA, dan ketiga, perusahaan harus mendapat izin menggunakan TKA.
"Tetapi dalam UU Cipta Kerja, tidak lagi harus mengurus visa tinggal terbatas dan mendapat izin menggunakan TKA dari pemerintah. Artinya, mereka bebas merekrut, membawa dan mempekerjakan TKA dari negara mereka di perusahaan yang mereka dirikan dan bangun di Indonesia. Mereka cukup membuat rencana penggunaan TKA," ujarnya.
Anwar memandang, hal itu jelas akan sangat menyinggung perasaan dan hati anak-anak bangsa karena banyak yang menganggur dan membutuhkan pekerjaan tetapi tidak mendapat pekerjaan. Sementara TKA terutama dari China, membanjir masuk ke Indonesia untuk bekerja di tempat-tempat yang ada.
"Dengan memberi mereka pekerjaan dan pendapatan yang layak. Kalau nanti para investor dari Tiongkok masuk dengan membawa tenaga kerja dari negaranya lalu timbul pertanyaan rakyat kita dapat apa? Ya mungkin tidak akan dapat apa-apa karena lapangan kerja yang ada sudah diambil dan diisi oleh TKA dari China," ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: