Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Serangan Rudal Armenia: 9 Warga Azerbaijan Tewas, 41 Luka-luka

Serangan Rudal Armenia: 9 Warga Azerbaijan Tewas, 41 Luka-luka Kredit Foto: Antara/Gor Kroyan/REUTERS
Warta Ekonomi, Jakarta -

Korban jiwa dalam serangan rudal Armenia di Kota Ganja, Azerbaijan, bertambah menjadi sembilan orang, sementara 41 lainnya luka-luka. Menurut Kantor Kejaksaan Azerbaijan, empat perempuan termasuk jadi korban jiwa dalam serangan tersebut. Sedangkan, di antara korban luka, tercatat ada 16 perempuan dan enam anak-anak.

Kejaksaan juga mengungkapkan bahwa jumlah warga sipil yang tewas akibat serangan pasukan Armenia antara 27 September - 11 Oktober menjadi 41 jiwa. Sementara itu, total korban cedera mencapai 205 orang. Serangan itu juga menghancurkan 1.165 rumah, 57 bangunan, dan 146 bangunan sipil.

Baca Juga: Kena Hantam Rudal Nyasar, Iran Minta Azerbaijan-Armenia Stop Perang 

Pasukan Armenia terus melanjutkan serangannya meskipun gencatan senjata kemanusiaan sudah disepakati sehari sebelumnya. Pada Sabtu, kedua negara menyetujui pertukaran tahanan dan pengambilan jenazah di Nagorno-Karabakh, yang mulai berlaku pukul 00.00.

Gencatan senjata diberlakukan pasca pertemuan trilateral yang digelar pada Jumat di Moskow antara menteri luar negeri Rusia, Azerbaijan, dan Armenia. Pertempuran antara kedua negara dimulai pada 27 September, ketika pasukan Armenia menargetkan permukiman sipil dan posisi militer Azerbaijan di Upper Karabakh yang mengakibatkan korban jiwa.

Hubungan kedua negara bekas Uni Soviet itu tegang sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Upper Karabakh atau Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional. Sekitar 20 persen wilayah Azerbaijan berada di bawah pendudukan ilegal Armenia selama sekitar tiga dekade.

Empat resolusi Dewan Keamanan PBB dan dua resolusi Majelis Umum PBB, serta banyak organisasi internasional, menuntut penarikan pasukan pendudukan dari wilayah itu. OSCE Minsk Group - diketuai bersama oleh Prancis, Rusia, dan AS - dibentuk pada 1992 untuk menemukan solusi damai bagi konflik tersebut, tetapi tak kunjung berhasil. Gencatan senjata, bagaimanapun, disepakati pada 1994.

Selain OSCE Minsk Group, Rusia dan NATO juga telah menyerukan gencatan senjata di wilayah pendudukan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: