Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jenderal Besar AS Janji Militer Gak Campur Tangan dalam Pilpres

Jenderal Besar AS Janji Militer Gak Campur Tangan dalam Pilpres Kredit Foto: Getty Images/Chip Somodevilla

Trump memerintahkan pasukan Garda Nasional turun tangan untuk menenangkan massa. Pasukan militer bertugas murni untuk melindungi negara dan bukan digunakan sebagai petugas untuk melawan warga.

Pasukan militer AS dari pasukan Garda Nasional sudah beberapa kali dikerahkan untuk mengatur massa yang marah. Di era 1950-1960, pasukan militer dipakai untuk memastikan pemisahan antara kulit hitam dan putih.

Pada 1992, pasukan militer dikerahkan ke Los Angeles saat California dilanda demo rusuh. Namun, belum pernah dalam sejarah AS, tentara dikerahkan untuk mengamankan pemilu.

Politisi Demokrat khawatir Trump bakal menggunakan kekuatan kepresidenannya untuk mengerahkan pasukan militer untuk mengintimidasi pemilih Demokrat. Pasalnya, pada acara debat 29 September lalu, Trump mengatakan, pemilihnya harus ke TPS dan mengawasi pemilihan. 

Gubernur New York Andrew Cuomo sempat merencanakan menggunakan pasukan militer untuk membantu di TPS-TPS. Mereka diminta berpakaian sipil dan melakukan tugas layaknya petugas TPS. Pasalnya, Cuomo khawatir memperkerjakan panitia TPS di tengah pandemi Covid-19.

"Tapi mereka (militer,Red) tetap tidak mencampuri urusan pemilihan suara," tegas Cuomo.

Politisi Demokrat, Michele Flournoy menyebut keputusan Cuomo berlebihan. Dia menyebut tugas tersebut masih bisa diserahkan ke petugas kepolisian. "Keberadaan personel militer di TPS akan mengintimidasi pemilih. Semoga saja tidak akan terjadi hal seperti itu dalam pemilu nanti," ujarnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: