China mengutuk tekanan Amerika Serikat (AS) terhadap Portugal; di mana negara adidaya itu meminta Portugal memboikot Huawei dari infrastruktur 5G.
Sekadar informasi, berdasarkan informasi yang Warta Ekonomi lansir dari Macau Business, Selasa (13/10/2020), Wakil Menteri Luar Negeri AS untuk Bidang Ekonomi, Energi, dan Lingkungan, Keith Krach menekankan pentingnya memblokir Huawei dari jaringan 5G Portugal--ia mengatakan itu saat berkunjung ke Lisbon.
"Memaksa negara lain mematuhi kemauannya bukan hanya tindakan pelecehan terang-terangan, melainkan juga penolakan terhadap prinsip ekonomi pasar. Tidak ada negara dengan jiwa merdeka yang akan mengasosiasikan diri dengan kampanye seperti itu," ujar Kementerian Luar Negeri China.
Baca Juga: Samsung Galaxy S20 FE: Harga, Spesifikasi, dan Ketersediaan di Indonesia?
Baca Juga: Kisah Startup Quipper: Aplikasi yang Bantu 2.030 Siswa Masuk PTN Favorit
Kunjungan Krach terjadi beberapa hari setelah Duta Besar AS di Lisbon, George Glass mendesak Portugal memilih antara bekerja sama dengan AS sebagai mitra keamanan atau menjadi mitra ekonomi Huawei.
Glass berujar, "Portugal pasti akan menjadi bagian dari medan perang di Eropa antara AS dan China."
Komentar itu menuai teguran dari Menteri Luar Negeri Portugal, Augusto Santos Silva dan Presiden Marcelo Rebelo de Sousa.
"Di Portugal, perwakilan yang dipilih oleh masyarakat lah yang akan menentukan keputusan," kata mereka.
Lebih lanjut, dengan memaksa Portugal memblokir Huawei, pemerintah China menuduh AS melanggar aturan perdagangan internasional dan merusak kepentingan konsumen dan bisnis.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: