Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anies Baswedan Layak Naik Kelas Jadi Presiden RI, Tapi Harus....

Anies Baswedan Layak Naik Kelas Jadi Presiden RI, Tapi Harus.... Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Genap 3 tahun, Anies Baswedan memimpin Jakarta. Banyak yang memuji, tak sedikit juga yang memberikan catatan. Sementara sejumlah survei, kerap menempatkan Anies di bursa pilpres 2024. Pertanyaannya, apakah Anies sudah pantas naik kelas dari gubernur ke presiden?

Anies dilantik menjadi Gubernur 16 Oktober 2017. Sejak Agustus 2018, Anies harus memimpin Jakar­ta sendirian lantaran Sandiaga Uno maju sebagai cawapres dan me­mutuskan mundur sebagai Wagub DKI.

Baca Juga: Prabowo Subianto vs Ganjar Pranowo: Bersaing Ketat!

Dua tahun solo karier, barulah pada 6 April lalu, Anies mendapatkan wakil. Politisi Gerindra, Ahmad Riza Patria resmi dilantik sebagai Wagub DKI.

Lantas apa yang sudah ditorehkan Anies? Ada enam program yang diklaim sebagai prestasi Anies. Pertama, peningkatan pengguna transportasi umum. Rute TransJakarta dari 109 pada 2017 bertambah jadi 220 rute di tahun 2019.

Jumlah bus juga bertambah dari 2.380 pada 2017 menjadi 3.548 unit pada 2019. Selain itu, moda transportasi di Jakarta menjadi semakin terintegrasi melalui program Jak Lingko, yang tersambung dengan MRT dan LRT.

Baca Juga: Blak-Blakan Sebut Anies Gagal, Orang Ini Berani Bongkar Bukti-buktinya!

Kedua, penyediaan rumah DP 0 rupiah. Anies mengaku telah menyediakan hunian layak dengan harga terjangkau. Ketiga, penggratisan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Keempat, di bidang kebudayaan.

Kelima, revitalisasi trotoar. Anies telah merevitalisasi trotoar sepanjang 134 km selama dua tahun menjabat. Pembangunan itu disebut akan memanjakan pejalan kaki. Keenam, Anies mengklaim telah menunaikan janjinya menstop reklamasi yang digarap para 'naga'.

Namun, dalam 3 tahun ini, kebijakan Anies juga kerap menimbulkan kontroversi. Mulai dari terbitnya IMB (izin mendirikan bangunan) di Pulau yang sudah direklamasi. Keputusan itu sempat membuat anggota DPRD DKI menggulirkan wacana interpelasi, dan mantan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama angkat bicara.

Kontroversi lainnya, yakni seni instalasi bambu dan batu di Bundaran Hotel Indonesia, trotoar untuk pedagang kaki lima, menunjuk Donny Andy Saragih yang merupakan tersangka menjadi Dirut Transjakarta, revitalisasi Taman Ismail Marzuki, reklamasi Ancol, dan yang paling fonomenal yakni batalnya penyelenggaraan Formula E di Kawasan Monas.

Sejumlah partai memberikan penilaian berbeda-beda terkait 3 tahun kinerja Anies. Salah satunya dari Ketua Fraksi PDIP DKI Gembong Warsono. Menurutnya, Anies gagal dalam memimpin DKI. “Masih jauh dari harapan warga Ibu Kota,” kritiknya.

Dengan segala catatan itu, apakah Anies sudah layak naik kelas? Pengamat Kebijakan Publik Universitas Indonesia, Bambang Istianto mengaku tidak mudah menjadi pemimpin Ibu Kota yang permasalahannya sangat kompleks.

“Jika Anies teruji dan berhasil memimpin Jakarta, maka dia layak menjadi pemimpin nasional,” ujarnya saat berbincang dengan Rakyat Merdeka, kemarin.

Akan tetapi, sarannya, bila Anies mau naik kelas menjadi presiden, maka dia harus membangun kekuatan politik. Di samping itu, Anies harus lebih dulu membangun ekonomi warganya.

Sementara itu, kemarin lembaga survei Indometer mengeluarkan riset terbarunya terkait bursa capres di 2024. Apa hasilnya? Posisi pertama masih ditempati Prabowo Subianto dengan 16,8 persen. Di peringkat kedua, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dengan elektabilitas 16,5 persen. Di posisi ketiga, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil 10,6 persen, sedangkan Anies di peringkat keempat dengan perolehan 8,9 persen.

“Prabowo dan Ganjar bersaing ketat sebagai capres 2024, sementara Ridwan Kamil dan Anies berpotensi kuat menjadi calon wakil presiden,” kata Direktur Eksekutif Indometer, Leonard SB.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: