Gubernur Lemhanas Letjen (Purn) Agus Widjojo menyatakan bahwa kunjungan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto ke Amerika Serikat (AS) untuk bertemu Menhan AS, Mark Esper, bukan hal yang baru. Dia meminta semua pihak tak perlu merasa terkejut.
Hal itu dikatakan Agus menjawab pertanyaan wartawan usai menghadiri Webinar 'Jakarta Geopolitical Forum IV' di Gedung MNC Tower, Jakarta, Rabu (21/10/2020). Agus percaya, misi yang dibawa Prabowo mewakili pemerintah Indonesia sebagai bagian hubungan diplomasi antar bangsa-bangsa di dunia.
Baca Juga: Prabowo ke Paman Sam, Pakar Nilai AS Mau Indonesia Gak Jatuh ke China
"Masing-masing negara, masing-masing bangsa punya kepentingan nasional. Dan memang hubungan internasional pada hakikatnya sebenarnya pertemuan dari berbagai bangsa-bangsa itu. Jadi ya kita jangan terkejut," kata Agus.
Namun begitu, Agus mengingatkan bahwa tidak ada sebuah bangsa yang baik hati untuk membantu bangsa lain tanpa kita melihat kepentingan negara itu, dalam hal ini AS. Untuk itu, Agus meminta agar kita 'adu waspada dan adu kuat' dalam menyusun diplomasi.
"Kalau kita lihat dari dalam diri kita sendiri, Pak Prabowo ke sana kan juga tidak diundang sebagai Pak Prabowo sendiri kan, tapi (sebagai) menteri pertahanan. Maka pasti juga dalam benak Pak Prabowo sudah membawa portofilio bidang pertahanan dari kebijakan nasional, dan pasti juga ada arahan-arahan yang diberikan oleh bapak Presiden Jokowi kepada Pak Prabowo," ujarnya.
Agus mengatakan, dirinya juga tidak tahu persis apa yang dibicarakan dan diputuskan dalam pertemuan itu. Yang pasti, dalam pertemuan itu, AS memiliki kepentingan yang akan 'digolkan' untuk kepentingan nasional mereka. Sebaliknya, Indonesia juga memiliki kepentingan nasional yang sama.
Untuk itu, tanpa harus menebak-nebak apa saja kesepakatan yang telah dicapai, Agus meyakini faktor pertahanan nasional merupakan kebijakan bidang pertahanan sebagai penjabaran dari kebijakan nasional yang sudah dirumuskan oleh Presiden Jokowi.
"Itu adalah dalam rangka tentunya untuk membangun ketahanan nasional agar kita punya kemampuan dari dalam diri kita sebagai bangsa untuk menghadapi ancaman, hambatan, dan tantangan dari mana pun itu," ucapnya.
"Jadi saya yakin juga, saya juga kenal Pak Prabowo, beliau punya rasa nasionalisme yang tinggi. Tapi yang jelas ada sistem nasional dari kita sehingga yang bertemu nanti antara sistem Indonesia dengan sistem Amerika yang masing-masing membawakan perspektif kepentingannya sendiri-sendiri," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum