Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hasto PDIP Tembakkan Peluru Panas ke Kabinet Jokowi: Stop Pencitraan untuk 2024

Hasto PDIP Tembakkan Peluru Panas ke Kabinet Jokowi: Stop Pencitraan untuk 2024 Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri (kiri) berbincang dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di sela penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I PDIP di Jakarta, Minggu (12/1/2020). Selain menargetkan memenangkan di 60 persen wilayah yang menggelar Pilkada serentak pada 2020, Rakernas ini juga menghasilkan rekomendasi, di antaranya komitmen PDIP dalam membumikan ideologi Pancasila, menjaga NKRI dan kebinekaan, kedaulatan wilayah serta ekonomi. | Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra

Untuk diketahui, dalam periode kedua Jokowi menjabat, ada aturan yang berbeda bagi latar belakang menteri. Saat ini, Jokowi tidak lagi melarang menteri menjadi pengurus parpol, seperti di periode sebelumnya. Sehingga komposisi Kabinet Indonesia Maju, tercatat ada tiga menteri yang merupakan ketua umum dari partai pengusung.

Yakni Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga Ketua Umum Partai Golkar, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang juga Ketua Umum Partai Gerindra, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa yang merupakan Plt Ketum PPP.

Baca Juga: Prabowo Disebut Capres Terkuat, Pengamat: Wajar

Mungkinkah mereka yang dimaksud Hasto? Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin menilai, tidak ada yang salah kalau ada menteri saat ini yang punya hasrat ingin nyapres. Baik menteri dari kalangan professional maupun berlatar belakang parpol. Sejarah itu pernah terjadi dan berhasil. Siapa?

"SBY itu dulu seorang menteri, Menko Polhukam, lalu menang jadi presiden di 2004. Jadi ada historisnya," kisah Ujang.

Tapi, Ujang setuju dengan Hasto, bila hasrat untuk jadi capres tidak sampai mengganggu kinerjanya. Justru, hasrat politik itu menjadi motivasi untuk bekerja lebih giat lagi.

"Kalau kerjanya jeblok, lantas mau nyapres, itu baru salah," tegasnya.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion, Dedi Kurniasyah, punya penilaian berbeda. Dia menduga, sindiran Hasto ditujukan pada Prabowo dan Airlangga. Karena dari sekian menteri yang ada, hanya dua orang ini yang punya kans untuk maju. Sebab, keduanya merupakan petinggi partai besar. Partainya bisa menjadi kendaraan politik untuk maju.

"Aktivitas kementeriannya bisa sekaligus diupayakan untuk membangun reputasi populis," tegasnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: