Cegah Bencana Medis dan Moral, Inggris Lockdown Selama 4 Pekan
PM Inggris, Boris Johnson, akhirnya mengumumkan lockdown nasional kedua untuk mencegah dampak yang lebih buruk akibat lonjakan kasus Covid-19 di negaranya, terutama untuk mencegah bencana medis dan moral Pusat Kesehatan Nasional Inggris (NHS).
Johnson mengatakan, Natal tahun ini akan beda. Ia berharap, langkah yang diambilnya saat ini bisa membantu mengurangi dampak lonjakan Covid-19. Sehingga, warga dapat berkumpul dengan keluarga di libur Natal nanti. Baca Juga: Emmanuel Macron: Saya Paham Kemarahan Umat Islam, Tapi Prancis Tak Akan Mundur
"Klub malam, restoran, pusat kebugaran, dan toko-toko nonesensial akan tutup selama 4 pekan, mulai Kamis. Setelah 2 Desember, pembatasan akan dilonggarkan," ujar Johnson seperti dikutip BBC, Sabtu (31/10/2020).
"Natal tahun ini akan berbeda. Bahkan mungkin, akan sangat beda. Namun, saya percaya, upaya yang kami tempuh saat ini dapat membantu orang-orang berkumpul kembali dengan keluarganya di libur Natal nanti," lanjutnya. Baca Juga: PKB Banding-bandingkan Serangan di Gereja Prancis dengan Masjid...
Dalam konferensi pers di Downing Street, Johnson yang memutuskan tidak akan meliburkan sekolah, kampus, dan universitas juga minta maaf atas dampak lockdown yang memukul dunia bisnis.
Johnson bilang, sistem cuti dengan membayar 80 persen gaji, akan diperpanjang sampai November.
"PM yang bertanggung jawab, tak akan mengabaikan angka kematian yang mencapai ribuan dalam sehari. Apalagi, dengan puncak angka kematian, yang lebih buruk dibanding April," papar Johnson.
Ia menyebut, rumah sakit di barat daya Inggris dengan jumlah kasus terendah saja, bisa kewalahan dalam beberapa pekan mendatang.
"Dokter dan perawat akan diminta memilih, siapa saja pasien yang akan dirawat, yang akan mendapat pasokan, siapa yang harus tetap hidup, dan siapa yang harus mati," tutur Johnson.
Dalam masa lockdown yang berlaku hingga 2 Desember mendatang, PM Johnson menetapkan aturan sebagai berikut.
1. Warga diminta tetap tinggal di rumah. Kecuali, mereka memiliki alasan spesifik seperti harus melakukan pekerjaan yang tidak dapat dilakukan dari rumah, ataupun harus bersekolah.
2. Warga diperkenankan meninggalkan rumah untuk alasan medis, berolahraga, belanja makanan dan kebutuhan penting lainnya, memberikan perawatan bagi kelompok rentan, atau menjadi sukarelawan.
3. Pertemuan yang digelar di ruang tertutup atau di taman pribadi, tidak diperbolehkan.
4. Individu dari rumah yang berbeda, dapat bertemu di tempat umum.
5. Pub, bar, restoran, dan ritel non-esensial di seluruh negara akan tutup. Hanya boleh sistem belanja takeaways serta click and collect.
6. Tempat rekreasi dan hiburan, termasuk pusat kebugaran, akan ditutup. Sektor konstruksi dan pabrik dapat tetap buka.
7. Warga diperbolehkan untuk membentuk support bubbles. Yaitu jaringan dukungan yang erat antara satu rumah tangga dengan hanya satu orang dewasa di rumah (rumah tangga dewasa tunggal), dan satu rumah tangga lain dalam berbagai ukuran.
8. Anak-anak dapat berpindah rumah, jika orang tua mereka berpisah.
9. Orang yang secara klinis rentan diminta untuk "sangat berhati-hati.
Per Sabtu (31/10), Inggris melaporkan 21.915 kasus baru. Sehingga, total kasus positif di negara tersebut telah mencapai 1.011.660. Sebanyak 326 orang meninggal dunia, setelah 28 hari dinyatakan positif.
Inggris tercatat sebagai negara kesembilan yang terdampak Covid paling parah setelah AS, India, Brazil, Rusia, Prancis, Spanyol, Argentina and Kolombia
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: