Menurut Direktur MUC Equity Partners Markus M. Widjaja, perusahaan berkomitmen untuk senantiasa menempatkan kepuasan nasabah, klien, dan mitra sebagai prioritas utama dan berupaya untuk memenuhi perundangan dan persyaratan yang berlaku melalui peningkatan berkelanjutan terhadap Sistem Manajemen Mutu perusahaan. Menurutnya sertifikat tersebut menjadi amanah untuk menjaga kualitas pelayanan kepada nasabah.
"Keberhasilan ini merupakan sebuah tonggak sejarah penting bagi perjalanan perusahaan untuk terus meningkatkan kualitas dan pelayanan, sejalan dengan visi perusahaan untuk menjadi perusahaan konsultan keuangan dan private equity dengan pertumbuhan aset dan perkembangan kinerja yang lebih baik serta berkesinambungan," ucap Markus.
Jasa pelayanan yang diberikan oleh MUC Equity Partners antara lain meliputi pemasaran produk investasi, cash management system, IPO Preparation, mergers and acquisitions dan private equity. MUC Equity Partners membantu perusahaan-perusahaan di Indonesia dengan memberikan masukan ,arahan perbaikan, penyempurnaan dan peningkatan kinerja perusahaan melalui beberapa alternatif rencana strategis untuk saat ini dan masa mendatang.
Sementara Dicky selaku business partner dan advisor optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 4,5% - 5,5% di tahun 2021 mendatang setelah pandemi ini berakhir. Tingkat pertumbuhan ekonomi ini diharapkan didukung oleh peningkatan konsumsi domestik dan investasi sebagai motor penggerak utama. Kemudian inflasi akan tetap terjaga pada tingkat 3% untuk mendukung daya beli masyarakat, rupiah pada kisaran Rp14.600 per dolar AS, suku bunga SBN 10 tahun yang diperkirakan sekitar 7,29%. Harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan akan berkisar pada US$ 45 per per barel.
Lifting minyak dan gas bumi diperkirakan masing-masing mencapai 705.000 barel dan 1.007.000 barel setara minyak per hari. Adapun, pemerintah menargetkan defisit anggaran 2021 sebesar Rp 971,2 triliun atau setara 5,5% terhadap produk domestik bruto (PDB). Defisit tersebut dipatok lantaran penerimaan negara yang belum bisa menutupi peningkatan belanja negara di masa recovery ekonomi tahun depan. Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 pendapatan negara diproyeksikan sebesar Rp 1.776,4 triliun. Sementara, belanja negara Rp 2.747,5 triliun.
MUC Equity Partners didirikan oleh para ahli yang memang berlatar belakang keuangan, pasar modal dan perbankan. Beroperasi sejak awal Agustus 2016, perusahaan memperlihatkan pertumbuhan yang relative stabil. Dari pertumbuhan equitas Perseroan dalam empat tahun terakhir telah bertumbuh sebesar 204%.
Pada bagian lain, Markus mengaku di masa yang tidak mudah dan penuh tantangan seperti saat ini, pihaknya memahami peningkatan kompetisi dan persaingan bisnis khususnya di bidang Investasi menuntut adanya diferensiasi baik produk maupun pelayanan. Dia menyebut ke depan perseroan akan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja perseroan sebesar 30% per tahun melalui diversifikasi produk layanan, pengembangan IT sistem, rencana Merger dengan Private Equity yang Strategis dan rencana melakukan Intital Public Offering di tahun 2025 mendatang.
"Adapun rencana MUC Equity Partners tahun 2021 adalah memasarkan produk asuransi, indeks dan IPO Developer. Perseroan berencana untuk melakukan IPO di tahun 2025, sambung Markus. Tantangan pasar modal saat ini adalah keterbatasan informasi keuangan, kurangnya pengetahuan tentang pasar modal dan masih sedikitnya jumlah potensial investor," tutup Markus.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: