Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Satire atau Islamofobia? Begini Pembelaan Kartunis Prancis

Satire atau Islamofobia? Begini Pembelaan Kartunis Prancis Kredit Foto: Aue.

"Aneh rasanya pergi keluar dengan pengawalan polisi. Seperti itu sepanjang waktu. Di Molenbeek (lingkungan di ibu kota Belgia, Brussel, tempat Plantu mengadakan pameran setelah serangan 2015), ada enam belas di antaranya. Dan suatu ketika, di Jenewa, bahkan ada polisi di atap. Jadi ya, ada yang salah. Ketika saya memberi tahu Anda bahwa kami telah mencapai titik terendah, kami benar-benar mengalaminya," tuturnya.

Plantu mengatakan debat saat ini tentang apakah kartun Prancis harus dilonggarkan demi toleransi dan atas nama keamanan, membuatnya sedih.

"Saya malu, kami berbicara banyak tentang penghinaan. Saya dipermalukan untuk gagasan yang saya miliki tentang demokrasi saya. Saya mencintai negara saya. Saya lakukan. Namun saya dipermalukan karena segelintir orang brengsek yang percaya mereka mewakili agama tetapi tidak mewakili apa-apa bisa melakukan ini," katanya.

Plantu percaya inilah saatnya untuk mempertahankan nilai-nilai negaranya. Ia tidak ingin meminta maaf.

"Saya ingin bertarung. Saya ingin pertempuran ini," kata kartunis itu.

Dia menambahkan perdebatan ini akan menentukan jenis Prancis yang akan muncul di masa depan.

"Kami tidak dapat melarang apa pun, kami perlu membicarakan semua subjek, dengan tenang, memastikan kami menjelaskan bahwa kami tidak di sini untuk mempermalukan siapa pun."

"Saya yakin pada akhirnya, budaya akan menang, demokrasi akan menang, debat akan menang," tegasnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: