Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Seandainya Beras Hanya Diimpor dari Prancis, Tengku Zulkarnain: Mending Makan Tiwul

Seandainya Beras Hanya Diimpor dari Prancis, Tengku Zulkarnain: Mending Makan Tiwul Kredit Foto: IG @tengkuzulkarnain.id
Warta Ekonomi, Jakarta -

Aksi demonstrasi menentang Presiden Prancis Emmanuel Macron atas pernyataannya yang dinilai melecehkan Islam terus meluas. Kemarin, aksi demonstrasi besar sejumlah organisasi Islam terjadi di depan Kedutaan Besar Prancis di Jakarta. Seiring dengan itu, seruan untuk memboikot produk Prancis juga muncul di mana-mana.

Menanggapi peristiwa ini, Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain juga menyatakan sikapnya. Dia menegaskan siap berhenti untuk makan nasi seandainya berhas hanya diimpor dari Prancis. Menurut dia, sikap tersebut untuk menujukkan sikap protesnya atas penghinan yang dilakukan Presiden Prancis terhadap Nabi dan Islam.

Baca Juga: UU Sapu Jagat Diteken, Suara Rakyat Tak Didengar, Tengku Zul Bilang: Kita Lihat Tambah..

"Seandainya beras hanya diimpor dari Prancis saja karena tidak ada dari negara lain. Saya lebih memilih makan tiwul dan berhenti makan nasi, demi menunjukkan protes saya atas penghinaan yg telah dilakukan Macron pada nabi dan agama kami," kata pria yang biasa disapa Ustaz Tengku Zul ini melalui akun Twitternya, @ustadtengkuzul, Selasa (3/11/2020).

Sebelumnya, aksi demonstrasi mengecam pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron masih berlangsung di Jalan MH Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat, Senin 2 November 2020. Massa menyerukan agar umat Islam Indonesia memboikot produk Prancis.

Massa yang berasal dari Front Pembela Islam (FPI), Persaudaraan Alumni (PA) 212, dan eksponen lain menyerukan agar memboikot produk buatan Prancis yang ada di Indonesia. "Boikot produk Prancis," seru salah satu orator dari atas mobil komando.

Sementara itu, orator lainnya mengatakan pernyataan Macron merupakan cermin kepanikan Prancis atas masifnya dakwah Islam di penjuru dunia. Karena itulah, agama Islam dideskreditkan.

"Pernyataan Macron merupakan bentuk kepanikan," tegas orator tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: