Prof Kusnandi: Tak Ada Hal-Hal yang Mengkhawatirkan dari Uji Klinik Vaksin Fase III
Kredit Foto: Reuters/Anton Vaganov
Indonesia ikut terlibat dalam menjalankan penelitian pembuatan vaksin Covid-19, salah satunya uji klinik vaksin Covid 19 Fase III vaksin Sinovac di Universitas Padjadjaran.
Penelitian tersebut dikawal langsung oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk memastikan keamanan, kualitas, dan manfaat vaksin Covid-19 yang nantinya akan digunakan oleh masyarakat.
Ketua Tim Riset Uji Klinik Vaksin Covid-19, Prof Kusnandi Rusmil mengatakan, pendampingan dimulai sejak protokol uji klinik dimulai hingga saat ini memasuki Fase III. Upaya tersebut diharapkan dapat mempercepat penerbitan regulasi yang dibutuhkan.
Baca Juga: Ketua Tim Riset Uji Klinis: Gak Ada yang Sakit Gara-Gara Vaksin Sinovac
Pada acara Dialog Produktif bertema Menjawab Berbagai Keraguan Soal Vaksin, yang diselenggarakan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Selasa (3/11/2020).
"Kami sudah melakukan 1.620 suntikan pertama, kemudian 1.590 suntikan kedua, sampai sekarang itu tidak ada (efek) yang mengkhawatirkan," kata Prof Kusnandi dalam diskusi online, Selasa, (3/11/2020).
Hasil uji klinik Fase III yang diselenggarakan di Unpad ini nantinya akan digabungkan dengan data dari hasil uji klinik Fase III di negara lain.
Gabungan data hasil uji klinik Fase III dari berbagai tempat di belahan dunia (multi center) inilah yang nantinya akan menjadi acuan regulator untuk melanjutkan ke fase berikutnya. Kusnandi menuturkan, hingga sejauh ini, hasil uji klinik Fase III di Unpad cukup bagus.
"Ini termasuk uji klinik yang aman sejauh ini, dibandingkan dengan hasil uji klinik vaksin tetanus dan difteri, ini lebih aman," tutur Prof Kusnandi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: