Gus Jazil: Rakyat Harus Punya Hikmat dan Kebijaksaan Ketika Memilih dalam Pilkada
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengatakan rakyat harus memiliki hikmat dan kebijaksanaan ketika memilih dalam Pilkada Serentak. Jika rakyat tidak memiliki hikmat dan kebijaksanaan maka akan lahir pemimpin yang memiliki legitimasi namun tidak bisa bekerja.
"Kalau rakyat tidak pintar, tidak memiliki hikmat dan kebijaksanaan, maka ketika memilih pasti memilih pemimpin yang tidak memiliki hikmat dan kebijaksanaan. Kalau rakyatnya suka dengan money politics, maka pemimpinnya pasti melakukan money politics," kata Jazilul Fawaid dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR kepada masyarakat Kabupaten Lombok Utara, Selasa (3/11/2020).
Sosialisasi ini berlangsung di ruang terbuka di Sunset Springs Beach Retreat, Jl. Raya Bayan, Desa Ganggelang, Lombok Utara.
Baca Juga: Zulkifli Hasan: Ruang Angkasa Perlu Diatur dalam Konstitusi
Menurut Gus Jazil, sapaan Jazilul Fawaid, demokrasi yang ada saat ini mulai bergeser dari nilai-nilai sila keempat Pancasila, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
'Sekarang ini tidak ada lagi hikmat, tidak ada lagi kebijaksanaan. Money politics bukan hanya rakyatnya saja, tetapi calon pemimpin juga memberikan iming-iming," katanya.
Gus Jazil mengungkapkan pelaksanaan dan penerapan nilai-nilai sila keempat Pancasila memang agak sulit. Salah satu perwujudan sila keempat adalah Pilkada Serentak padsa 9 Desember 2020. Rakyat memiliki kedaulatan untuk menentukan dan memilih pemimpin.
"Demokrasi adalah cara untuk menentukan pemimpin agar memiliki legitimasi melalui pemilihan. Padahal persoalannya bukan soal legitimasinya, tetapi apakah pemimpin itu mampu membangun dan memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya. Pemimpin seperti itulah yang dipilih rakyat yang memiliki hikmat dan kebijaksanaan," jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti