Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Resesi Bikin Jumlah Pengangguran Melonjak Drastis, Terbanyak Kaum Adam

Resesi Bikin Jumlah Pengangguran Melonjak Drastis, Terbanyak Kaum Adam Seorang buruh menggelar aksi unjuk rasa di depan pabriknya di Benda, Kota Tangerang, Banten, Jumat (1/5/2020). Dalam aksi untuk memperingati Hari Buruh Internasional itu, massa menolak RUU Omnibus Law serta meminta pemerintah dan pengusaha untuk menjamin kelangsungan hidup buruh. | Kredit Foto: Antara/Fauzan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia resmi masuk jurang resesi ekonomi. Bersamaan dengan resesi ekonomi di Indonesia, jumlah pengangguran juga melonjak. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka pengangguran bertambah 2,67 juta orang.

Alhasil jumlah pengangguran di Indonesia tahun ini bertambah dari sebelumnya 7,10 juta (Agustus 2019) menjadi total 9,77 juta orang (Agustus 2020).

"Secara persentse angka pengangguran mengalami kenaikan dari 5,23% menjadi 7,07%," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (5/11/2020).

Baca Juga: Resesi Indonesia Lanjut ke Kuartal IV 2020?

Dilihat dari jenis kelamin, penduduk usia kerja laki-laki yang terdampak Covid-19 sebesar 18,03 juta orang atau lebih besar daripada perempuan sebesar 11,09 juta orang. Sementara itu, jika dilihat dari daerah tempat tinggal, penduduk usia kerja di perkotaan yang terdampak Covid-19 sebanyak 20,28 juta orang, sedangkan di perdesaan sebanyak 8,84 juta orang.

BPS juga merilis tingkat pengangguran terbuka (TPT) per Agustus 2020 mencapai 7,07% atau naik dibanding Agustus tahun lalu yang sebesar 1,84%. TPT ini sering kali dijadikan indikator untuk mengukur tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja dan menggambarkan kurang termanfaatkannya pasokan tenaga kerja.

"TPT Agustus 2020 sebesar 7,07%. Hal ini berarti dari 100 orang angkatan kerja, terdapat sekitar tujuh orang penganggur," tambahnya.

Sekadar informasi Indonesia harus rela masuk dalam resesi setelah ekonomi di kuartal ketiga kembali terkontraksi. BPS mencatat pada kuartal III-2020 ekonomi Indonesia kembali tumbuh negatif 3,49%.

Angka itu memang lebih baik dibandingkan kuartal II 2020 yang minus 5,32%. Meskipun ada peningkatan, namun pertumbuhannya masih minus 3,49%. Artinya ekonomi Indonesia masuk jurang resesi karena dua kali berturut-turut mengalami minus pertumbuhan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: