Sebelum acara ini digelar, sehari sebelumnya undangan Terawan manggung di acara WHO sudah tersebar duluan. Bahkan ada berita dengan judul Kemenkes menyebut undangan itu sebagai pengakuan WHO atas kesuksesan Terawan tangani Covid-19.
Berita seperti ini bisa dilihat di beberapa portal media online. Misalnya di CNN Indonesia yang berjudul Kemenkes: Terawan Diundang WHO Karena Berhasil Atasi Covid-19. Dalam berita tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Muhammad Budi Hidayat menyebut undangan tersebut merupakan undangan spesial dari WHO atas keberhasilan Indonesia yang dinilai mampu menangani pandemi ini usai penambahan kasus positif Covid-19 melandai dalam beberapa pekan terakhir.
Baca Juga: Perang Lagi dengan IDI, Menkes Terawan Disomasi Gara-gara Ini
Setelah berita klaim keberhasilan Terawan ini tersiar, pihak WHO membantah undangan itu sebagai pengakuan WHO atas keberhasilan Terawan. WHO mengklarifikasi bahwa ucapan "sukses" itu spesifik merujuk ke program IAR saja. Program IAR bahkan bisa dilaksanakan secara online.
"Itu artinya mereka telah menyelesaikan IAR dan dapat menerapkan pelajaran-pelajaran yang dipelajari, tak hanya untuk merespons pandemi terkini, tetapi untuk memperkuat sistem-sistem mereka untuk bersiap lebih baik dalam darurat kesehatan di masa depan," ujar jubir kantor pusat WHO di Jenewa seperti dikutip dari Liputan6.com.
WHO menegaskan para menteri yang diundang termasuk Terawan hanya diundang karena program IAR.
"Kami mengundang menteri-menteri dari negara-negara yang telah menyelesaikan IAR untuk berbagi pengalaman dalam melaksanakan review mereka," tambah jubir WHO.
Sependapat dengan pernyataan pejabat WHO, ahli epidemiologi Universitas Indonesia Pandu Riono mengingatkan Terawan tidak terlalu bangga dengan undangan tersebut. Menurutnya, undangan tersebut tidak bisa diartikan pemerintah Indonesia berhasil dalam penanganan Covid-19.
"Suratnya tidak salah ketik. Hanya yang baca yang tidak akurat mempersepsikan. Kapan lagi bisa bilang berhasil, walaupun pada kenyataannya gelombang pertama belum terlampaui. Toh sudah sibuk mengingatkan kemungkinan gelombang kedua. Itulah Indonesia," pungkasnya melalui akun @drprioni1.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: