Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Perusahaan Raksasa: Jadi 3 Besar di Tiongkok, Tak Setop Kejayaan China National Offshore Oil

Kisah Perusahaan Raksasa: Jadi 3 Besar di Tiongkok, Tak Setop Kejayaan China National Offshore Oil Kredit Foto: Reuters/Scanpix

Usai lepas dari ancaman politik AS, CNOOC justru terjebak dalam jeratan pasar domestik. Saingannya, CNPC dan Sinopec telah diizinkan untuk melakukan eksplorasi lepas pantai setelah dimonopoli oleh CNOOC. China kemudian bergabung dengan WTO. Sejak saat ini, atas komitmen pemerintah, China membuka pasar minyak untuk perusahaan non-China (seperti Exxon Mobil dan BP) pada akhir 2006. 

Secara mengejutkan, CNOOC terlibat bentrok dengan pekerja Myanmar yang melempar batu ke kantor perusahaan pada 2007. Sepuluh pekerja dari Kyaukphyu ditahan dan diinterogasi oleh pihak berwenang setelah perselisihan dengan CNOOC menegani upah rendah, jem kerja yang panjang, kurang bayar, dan sejumlah penganiayaan. 

Bukan itu saja, setahun kemudian, CNOOC dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia di Myanmar. Arakan Oil Watch menyatakan dalam sebuah laporan bahwa perusahaan "meninggalkan jejak pelanggaran dan pencemaran lingkungan di Pulau Ramree yang membuat marah penduduk setempat yang menyerang fasilitas mereka". 

Menurut SASAC, pada Desember 2008 CNOOC membuat penemuan minyak dan gas ringan dalam kelas 100 juta ton di ladang Jinzhou 25-1 di Teluk Bohai. Pada Mei 2009, perusahaan mengumumkan rencana untuk proyek gas alam berbasis batu bara senilai 4,38 miliar dolar AS di Shanxi.

Pada tahun 2010, CNOOC mulai melelang blok minyak di ladang minyak Wushi di lepas pantai Zhanjiang, wilayah yang tidak memiliki cadangan minyak yang kaya.

CNOOC besar lewat berbagai akuisisi. Salah satunya pada 23 Juli 2012, perusahaan membeli Nexen seharga 15,1 miliar dolar AS. Ini terjadi setelah perusahaan menambahkan 61 persen saham Nexen pada 20 Juli 2012. Secara bertahap, akuisisi disetujui oleh otoritas Kanada dan Komite Investasi Asing AS. 

Kesepakatan senilai 20 miliar dolar AS dengan BP berhasil diteken oleh CNOOC pada Juni 2014. Isi kesepakatannya antara lain CNOOC memasok BP dengan gas alam cair. 

Sementara itu, pada 5 Juni 2018, CNOOC Gas and Power Group, anak perusahaan dari CNOOC atau importir LNG terbesar baru-baru ini menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan bahan bakar Filipina, Phoenix Petroleum. Mereka mempelajari, merecanakan, dan mengembangkan proyek terminal penerima gas alam cair di Filipina. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: