Kisah Orang Terkaya: Gina Rinehart, Anak Konglomerat yang Buktikan Dirinya Tak Manja
Gina sejak dulu adalah seorang wanita muda yang cerdas dengan minat yang tulus dalam mengembangkan bisnis yang dibangun dengan penuh kasih oleh ayahnya. Setelah putus kuliah, dia bergabung dengan ayahnya dan memperoleh pengetahuan luas tentang bagaimana pertambangan dan industri bijih besi beroperasi.
Setelah ayahnya meninggal pada tahun 1992, Gina pun mewarisi bisnis dan mulai berkembang. Dia fokus pada pengembangan simpanan perusahaan yang belum berkembang dan menandatangani beberapa kemitraan usaha patungan untuk meningkatkan modal.
Selama kepemimpinan Gina, Hancock Prospecting mengadakan usaha patungan dengan Rio Tinto dan berbagi 50 persen dari keuntungan yang dihasilkan oleh tambang Hope Downs. Kerjasama yang dioperasikan oleh Rio Tinto ini menghasilkan 30 juta ton bijih besi setiap tahun. Perusahaan juga memiliki usaha patungan dengan Mineral Resources Limited di Nicholas Downs, di barat laut Newman, yang memproduksi 500 juta ton mangan ferruginous.
Selama bertahun-tahun, Gina memperluas kepentingan bisnisnya yang tidak lagi terbatas pada bisnis pertambangan. Dia mengakuisisi 10 persen saham di Ten Network Holdings pada 2010 dan kemudian membeli saham besar di Fairfax Media. Pada Februari 2012 dia telah menjadi pemegang saham terbesar di Fairfax dengan kepemilikan lebih dari 12 persen.
Pada 2015, Gina mengakuisisi Fossil Downs, sebuah penyewaan pastoral dan peternakan, setelah dipasarkan untuk pertama kalinya dalam 133 tahun. Hari ini, berdasarkan Forbes Real Time Net Worth, harta kekayaan Gina Rinehart mencapai USD16,3 miliar atau setara dengan Rp229 triliun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: