Salut Sih! Begini Strategi Matang Jerman Tentukan Jatah Vaksin Corona
Menteri kesehatan Jens Spahn juga menegaskan, pentingnya diskusi seluruh lapisan masyarakat Jerman, baik di kantor maupun di rumah.
“Berlatar belakang kemungkinan terbatasnya dosis vaksin yang tersedia pada fase pertama, perlu argumen yang bagus dan logis siapa yang mendapat imunisasi pertama. Kalangan politik-lah yang harus menentukan, bukan para dokter“, ujar Spahn menandaskan.
Monitoring terpusat
Diskusi berikutnya yang dipicu para jurnalis adalah, kewajiban penyimpanan data mereka yang sudah divaksinasi dalam bank data terpusat. Sebelumnya dalam tema Corona-Warn-App pemerintah Jerman memutuskan desentralisasi penyimpanan data. Alasannya perlindungan data meminimalkan bahaya serangan peretas.
Kini Komisi Imunisasi menegaskan, mereka memerlukan akses cepat data untuk pengawasan. Juga untuk mengetahui adanya kemungkinan efek sampingan dan mengumpulkan pengalama dari vaksin terbaru.
“Sayangnya di Jerman tidak ada register imunisasi nasional seperti misalnya di Finlandia“, ujar presiden komisi vaksinasi Mertens.
Artinya, berapa banyak orang yang sudah harus divaksinasi pada fase pertama, tidak jelas. Juga tidak jelas, kapan imunisasi akan dimulai. Para ilmuwan juga mengingatkan jangan terlalu berharap banyak bisa cepat kembali ke gaya kehidupan sebelum pandemi. Juga jika vaksinasi sudah dijalankan, kontak personal tetap harus direduksi, mengingat masih kecilnya kuota imunisasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: