Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dari Hiperseksual hingga Identitas Lain, Menerawang Pandangan Remaja Kristen Australia Soal Seks

Dari Hiperseksual hingga Identitas Lain, Menerawang Pandangan Remaja Kristen Australia Soal Seks Kredit Foto: Reuters

"Sulit untuk tumbuh terus-menerus dengan keyakinan bahwa [menjadi queer] itu salah tapi kemudian menyadari juga bahwa itulah Anda, dan begitu seterusnya," katanya.

"Ini adalah sebuah perjalanan, dan meskipun saya menjauh sebentar dari gereja ... saya rasa saya tidak menjauh dari Tuhan."

Kekristenan yang bertemu dengan identitas "queer"

Bagi Miriam, seorang mahasiswa berusia 27 tahun, membuka diri sebagai seorang Kristen sekaligus "queer" adalah tantangan tersendiri.

12937600-3x2-large.jpg?v=3

Miriam dibesarkan dalam tradisi Katolik dan Protestan dan, di awal usia 20-an, menghabiskan tiga tahun di Hillsong College.

"Segala budaya berasumsi bahwa kami heteronormatif dan heteroseksual," katanya.

"Bahkan isi percakapan kami, seputar pertanyaan para gadis tentang pria yang disukai ... dan itu semua hanya asumsi."

Tekanan untuk menyesuaikan diri membuatnya sulit mempertanyakan seksualitasnya, apalagi menyuarakan perasaannya. Tapi itu bukan satu-satunya kendala.

Tumbuh sebagai seorang Kristen, Miriam berkata bahwa dunia LGBTQIA + telah ditampilkan kepadanya sebagai komunitas yang hiperseksual.

"Ini menciptakan sedikit keraguan dalam diri saya, untuk benar-benar menerima diri saya sendiri, karena ini bukan diri saya yang sebenarnya," katanya.

"Saya memiliki nilai-nilai saya, saya memiliki moral saya, dan karenanya sulit bagi saya untuk ... menerima identitas ini karena potensi stereotip atau pemikiran yang akan dimiliki orang tentang saya."

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: