China Godog Darah Australia hingga Mendidih, Apa Kabar Perdamaian Kawasan?
China mengancam Australia dengan apa yang mereka sebut sebagai "hukuman abadi". Ancaman ini menandai perseteruan kedua negara yang semakin memanas setelah muncul seruan di Canberra untuk memboikot produk-produk Beijing.
Perseteruan terbaru ini dimulai ketika diplomat senior China mengunggah foto rekayasa di Twitter yang menggambarkan tentara Australia memegang pisau di tenggorokan anak Afghanistan.
Baca Juga: Dari Hiperseksual hingga Identitas Lain, Menerawang Pandangan Remaja Kristen Australia soal Seks
Perdana Menteri Scott Morrison mendesak Beijing meminta maaf, namun China menolaknya. Pemimpin partai sayap kanan Australia One Nation, Pauline Hanson, lantas menyerukan publik agar memboikot produk-produk buatan China.
Hanson mengatakan larangan impor barang-barang yang diproduksi di negara Tirai Bambu itu harus diterapkan.
Ancaman "hukuman abadi" oleh China disuarakan media pemerintah; The Global Times. Dalam editorialnya, media itu menyatakan Senator Hanson harus diberi tahu bahwa dia dapat mengeluarkan semua ancaman perdagangan yang dia suka tetapi dia mungkin tidak dapat menangani "hukuman abadi".
Pernyataan pedas terbaru muncul setelah raksasa media sosial WeChat menyensor posting-an Perdana Menteri Scott Morrison, yang merupakan daya tarik langsung bagi jutaan pengguna China di aplikasi tersebut.
Kantor Morrison mengonfirmasi bahwa materi yang dipublikasikan di akun resmi PM Australia dihapus dalam semalam.
"Konten tersebut melibatkan penggunaan untuk menghasut, menyesatkan, atau bertentangan dengan fakta objektif, teks, gambar, video, dan lain-lain. Mengarang hotspot sosial, mendistorsi peristiwa bersejarah, dan membingungkan publik," bunyi pernyataan WeChat.
Sementara itu, Twitter telah menolak permintaan Australia untuk menghapus foto rekayasa yang diunggah diplomat senior China. Menurut pihak Twitter, foto itu adalah sebuah "seni" buatan yang menggambarkan seorang tentara Australia yang menyeringai berjongkok di atas bendera Afghanistan dan bendera Australia, memegang pisau di leher seorang anak.
Dalam posting-an WeChat yang sekarang disensor, PM Morrison bersikeras pada hari Selasa bahwa foto rekayasa itu tidak akan mengurangi rasa hormat Australia terhadap komunitas China di dalam atau di luar negeri.
"Posting-an gambar palsu tentara Australia tidak mengurangi rasa hormat dan apresiasi kami terhadap komunitas China (di) Australia atau bahkan persahabatan kami dengan orang-orang China," tulis dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: