Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pentolan Garda Revolusi Iran Benarkan Ilmuwan Nuklirnya Tewas oleh Senjata Satelit

Pentolan Garda Revolusi Iran Benarkan Ilmuwan Nuklirnya Tewas oleh Senjata Satelit Kredit Foto: Tasnim News
Warta Ekonomi, Teheran -

Pembunuhan terhadap ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh melibatkan senjata elektronik canggih yang dikendalikan melalui jaringan satelit. Klaim terbaru ini disampaikan juru bicara Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Jenderal Ramezan Sharif.

Ilmuwan militer itu ditembak mati dalam penyergapan Jumat, 27 November lalu. Jenderal Sharif menyampaikan klaim itu saat upacara untuk mengenang Fakhrizadeh Sabtu lalu yang dipublikasikan media Iran, Mehrnews, hari Minggu (6/12/2020). 

Baca Juga: Yang Terbaru, Iran Klaim Sukses Identifikasi Pelaku Pembunuhan Bapak Nuklirnya

"Pembunuhan seorang ilmuwan di jalan dengan perangkat satelit tidak dapat merusak keamanan kami," katanya.

Pekan lalu, Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, Ali Shamkhani, mengatakan senjata yang dikendalikan dari jarak jauh digunakan dalam penyergapan yang merenggut nyawa ilmuwan tersebut. Menurutnya, operasi tersebut "sangat rumit" dan tidak memerlukan kehadiran manusia di situs itu pada saat serangan.

Pejabat Iran percaya bahwa pembunuhan Fakhrizadeh didalangi oleh Israel. Media Iran melaporkan bahwa sisa-sisa senjata yang membunuhnya, yang ditemukan dari tempat kejadian, mengindikasikan bahwa itu berasal dari militer Israel. 

Menteri Intelijen Israel Eli Cohen mengatakan pemerintahnya tidak tahu siapa yang membunuh Fakhrizadeh, tetapi menambahkan bahwa siapa pun yang membunuhnya telah membuat dunia menjadi tempat yang lebih aman.

"Karena fisikawan Iran itu berperan aktif dalam menciptakan senjata nuklir," katanya.

Iran menyangkal pernah mencoba untuk memiliterisasi penelitian nuklirnya, dengan mengatakan program nuklirnya murni untuk tujuan sipil.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: