Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Deru Industri Senjata Masih Terdengar Selama Pandemi Corona, Kenapa Bisa?

Deru Industri Senjata Masih Terdengar Selama Pandemi Corona, Kenapa Bisa? Kredit Foto: Reuters/Peter Nicholls

Perusahaan Airbus menempati peringkat ke-13, sementara perusahaan senjata Prancis Thales berada di peringkat ke-14. Tetapi kedua perusahaan itu memiliki jaringan internasional terbesar dengan masing-masing terwakili di 24 negara.

"Perusahaan Eropa lebih terinternasionalisasi" dibanding yang lain, kata Lucie Beraud-Sudreau.

Pertama kali, Timur Tengah masuk Top 25

Untuk pertama kalinya sebuah perusahaan dari Timur Tengah berhasil masuk ke "Top 25": EDGE, dari Uni Emirat Arab, yang dibentuk dengan konsolidasi sekitar 25 entitas pertahanan pada tahun 2019.

EDGE menempati peringkat 22 dan merupakan gambaran baik "bagaimana kombinasi permintaan nasional yang tinggi untuk produk dan layanan militer dan keinginan untuk mengurangi ketergantungan pada pemasok asing mendorong pertumbuhan perusahaan senjata di Timur Tengah," kata laporan terbaru SIPRI.

Laporan itu juga menyebutkan bahwa grup Prancis Dassault telah melonjak dari posisi 38 ke posisi 17, didorong oleh ekspor jet tempur Rafale pada 2019. Sementara itu, dua perusahaan Rusia juga berada di "25 besar", yaitu Almaz-Antey di posisi ke-15 dan United Shipbuilding di urutan ke-25.

Direktur program militer SIPRI Lucie Beraud-Sudreau mengatakan, perusahaan-perusahaan Rusia berada dalam kondisi yang lebih baik dibandingkan beberapa tahun lalu berkat program modernisasi besar-besaran untuk militernya, tetapi bisnisnya sejak itu "melambat ".

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: