Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Senang Bukan Kepayang! Tahun Depan Ekonomi Indonesia Bakal Terang Benderang

Senang Bukan Kepayang! Tahun Depan Ekonomi Indonesia Bakal Terang Benderang Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Minggu (7/6/2020). Nilai tukar rupiah diperkirakan bakal melanjutkan tren penguatan di pekan kedua di Juni 2020 dimana pada penutupan Jumat (5/6), rupiah terapresiasi 1,56 persen atau 218 poin ke level Rp13.878 per dolar AS. | Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT BNP Paribas Asset Management (BNP Paribas AM) menilai bila faktor-faktor seperti pandemi COVID-19 yang berlangsung sepanjang tahun 2020, politik, ekonomi, perubahan iklim, dan faktor sosial secara bersamaan menciptakan besarnya ketidakpastian, yang kemudian membawa dampak terhadap pasar keuangan sekaligus peluang investasi bagi investor. 

“Investasi dan inovasi membutuhkan komitmen dan analisa menyeluruh atas dinamika pasar. Bagi kami di BNP Paribas Asset Management, yang lebih penting lagi adalah menjunjung tinggi etos penelaahan menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi. Untuk itu, kami percaya bahwa solusi investasi yang berkelanjutan dalam jangka panjang dapat membantu investor untuk mendapatkan manfaat dari lanskap investasi pada kondisi yang terus berubah,” kata Presiden Direktur PT BNP Paribas AM, Priyo Santoso, dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (8/12/2020). 

Baca Juga: 10 Koin Kripto Terbaik, Buat Anda yang Minat Investasi Cryptocurrency!

Menurut Priyo, dampak COVID-19 menunjukkan kondisi pasar dan ekonomi yang paling rentan sejak krisis keuangan global di tahun 2008 lalu. Namun, ia berpendapat bahwa peluang investasi masih tersedia meskipun terjadi pergerakan yang sangat fluktuatif di pasar. 

“Perkembangan vaksin COVID-19 belakangan menjadi berita yang cukup menggembirakan bagi pasar; dan berpotensi menjadi ‘game changer’ untuk pemulihan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kami percaya bahwa prospek makro Indonesia masih positif jika melihat kondisi current account deficit yang menyempit, tingkat inflasi yang terus rendah, serta tren melemahnya Dolar AS,” ujar Priyo. 

Baca Juga: Banyak Milenial Miliki Investasi Baru, Emas Jadi Favorit

Selain itu, Ia mengungkapkan bahwa dengan mempertimbangkan APBN 2021 yang lebih berfokus pada pertumbuhan ekonomi, dampak positif dari kerangka Omnibus law bagi industri secara sektoral, serta pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, seharusnya bisa membuka jalan bagi pemulihan ekonomi di Indonesia secara bertahap.

“Namun, kami juga perlu mengingatkan investor untuk senantiasa menyesuaikan profil risiko dengan tujuan investasi mereka dan menerapkan pendekatan diversifikasi sebelum mengambil keputusan investasi,” ucap Priyo. 

Priyo menyebutkan nbila pihaknya memberikan solusi investasi yang inovatif dan berkelanjutan (sustainable) bagi para investor demi membantu investor menangkap peluang investasi di tengah kondisi pasar yang dinamis dan cenderung terus berubah. Beberapa strategi yang telah tersedia antara lain adalah melalui reksa dana obligasi, Reksa Dana BNP Paribas Prima II, yang memungkinkan investor memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi Indonesia. 

Selain itu, perusahaan juga mengelola Reksa Dana Syariah BNP Paribas Greater China Equity Syariah USD yang memberikan akses bagi investor ke pasar saham di Cina, dengan eksposur ke sektor dan tema yang belum tersedia di pasar domestik, sehingga menambah kesempatan bagi investor Indonesia untuk mendiversifikasikan portofolionya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: