Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rusia Tembakkan Laser yang Butakan Satelit, AS Peringatkan Bahayanya

Rusia Tembakkan Laser yang Butakan Satelit, AS Peringatkan Bahayanya Kredit Foto: Unsplash/Juan Camilo Guarin P
Warta Ekonomi, Washington -

Rusia telah mengerahkan senjata laser berbasis darat yang dapat menonaktifkan atau membutakan sensor berbasis ruang angkasa yang ada pada satelit pengintai Amerika Serikat (AS). Hal itu diungkapkan Direktur Intelijen Nasional AS (DNI), John Ratcliffe.

"Rusia telah menurunkan senjata laser berbasis darat yang dapat menonaktifkan atau membutakan sensor berbasis ruang angkasa kami. Kami menganggap ini sebagai perilaku yang mengancam," ucap Ratcliffe, saat berbicara pada pertemuan Dewan Antariksa Nasional.

Baca Juga: Pelan-pelan Dekap Sudan, Rusia Siap Bangun Pangkalan Militer di Afrika Utara

"Kemakmuran ekonomi AS dan keamanan nasional sekarang bergantung pada sistem luar angkasa yang semakin mengancam musuhnya," sambungnya. 

Ratcliffe, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (10/12/2020), kemudian menuturkan bahwa pada awal tahun ini salah satu satelit Rusia bermanuver dekat dengan satelit pemerintah AS di orbit.

Dia juga mengatakan China, yang merupakan ancaman keamanan nasional terbesar Washington, dapat menghancurkan satelit AS hingga orbit geosynchronous, lebih dari 35 ribu kilometer di atas bumi.

"Komunitas Intelijen juga membentuk Dewan Antariksa baru untuk mempertemukan kebutuhan dan kemampuan keamanan nasional dengan sektor komersial AS dan industri swasta," imbuhnya.

Sebelumnya,Menteri Energi AS, Dan Brouillette menuturkan, Washington sedang mengembangkan berbagai versi tenaga nuklir untuk digunakan di bulan dan pangkalan luar angkasa lainnya. Selain itu, ini juga akan digunakan untuk pesawat antariksa antar planet dan pesawat tak berawak jarak jauh.

Brouillette menuturkan, kementerian yang dia pimpin telah melakukan kerjasama dengan Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA) untuk mempercepat program ini.

"Kementerian Energi telah menjalin hubungan yang lebih erat dari sebelumnya dengan NASA untuk memberdayakan dan mempercepat program-programnya," kata Brouillette dalam pertemuan tersebut.

"Kami akan terus mengembangkan tenaga fisi permukaan, teknologi penggerak nuklir termal dan kemampuan produksi bahan bakar nuklir canggih," ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: