Tahu Kasus Kematian Corona Jerman Masih Tinggi, Angela Merkel Murka Berapi-api
“Jika kita memiliki terlalu banyak kontak sebelum Natal dan akhirnya menjadi Natal terakhir dengan kakek-nenek, maka kita benar-benar telah gagal. Kita tidak boleh melakukan ini,” terangnya.
“Agak tidak manusiawi menjauhkan diri dari orang lain, tapi itu bukan sesuatu yang benar-benar menghancurkan hidup kita,” lanjutnya.
Dia menargetkan kasus baru di Jerman harus tetap mencapai 50 kasus baru per 100.000 penduduk dalam tujuh hari di Jerman. Adapun jumlah saat ini sekitar 140 kasus. “Kalau tidak, pandemi akan terus menerus lolos dari jari kita,” ujarnya.
Dia mengatakan meskipun pembatasan yang berlaku sejak 2 November mampu menghentikan pertumbuhan eksponensial, namun belum berhasil membalikkan tren itu. “Jumlah kontak terlalu tinggi, pengurangan kontak saja tidak cukup,” tegasnya.
Merkel mengatakan dia yakin sebagian besar penduduk Jerman akan terus mematuhi aturan untuk menahan virus.
“Mayoritas penduduk telah menunjukkan kesiapannya untuk menunjukkan pertimbangan, mengesampingkan kepentingannya sendiri, untuk mengikuti aksi,” katanya.
Seperti diketahui, Jerman telah memerintahkan aturan penutupan yang jauh lebih ketat daripada negara-negara besar Eropa lainnya setelah melalui gelombang pertama pandemi yang relatif lebih aman.
Jerman telah memulai penguncian sebagian dalam beberapa minggu terakhir. Namun penerapan pembatasan bervariasi di antara 16 negara bagian di negara itu. Banyak restoran tutup, namun banyak toko tetap buka.
Namun ekonomi Jerman terpukul parah akibat gelombang kedua seiring banyaknya korban infeksi baru setiap hari lebih dari tiga kali lipat dari puncak di musim semi. Korban tewas harian pun telah meningkat, mencapai rekor 590 pada Rabu (9/12/2020).
Menurut otoritas kesehatan, hingga Rabu (9/12/2020), negara itu telah mencatat lebih dari 1,2 juta kasus virus korona secara keseluruhan dan jumlah kematian mencapai 19.932 jiwa.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: