Belum Jadi Presiden, Joe Biden and Harris Jadi Person of the Year 2020 Majalah Time
Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden dan wakilnya Kamala Harris terpilih sebagai 'Person of the Year' versi majalah Time pada tahun 2020.
"Tiket Biden-Harris mewakili sesuatu yang bersejarah," tulis Time melalui Twitter.
Baca Juga: Biden Isyaratkan Batasi Kekuasaan Eksekutif, Artinya Apa?
Pasangan dari partai Demokrat itu mengalahkan tiga finalis lainya dari daftar tahunan majalah itu: petugas kesehatan garis depan dan Dr Anthony Fauci, gerakan keadilan rasial, dan Presiden Donald Trump, yang kalah dalam pemilihan presiden.
Majalah Time mulai memilih orang yang berpengaruh setiap tahun sejak 1927.
"Untuk perannya mengubah narasi Amerika, untuk menunjukkan bahwa kekuatan empati lebih besar daripada kemarahan akibat perpecahan, untuk berbagi visi penyembuhan di dunia yang berduka, Joe Biden dan Kamala Harris adalah Person of the Year 2020 TIME," tulis pemimpin redaksi Time, Edward Felsenthal.
Joe Biden and Kamala Harris are TIME's 2020 Person of the Year #TIMEPOY https://t.co/o97QNlSBrl pic.twitter.com/KuoBoebBN4
— TIME (@TIME) December 11, 2020
Biden dan Harris, yang tidak disebutkan dalam daftar awal Time, belum secara terbuka mengomentari pengumuman tersebut.
Pada tahun 2016, Trump, yang saat itu juga adalah presiden terpilih, menerima pengakuan yang sama dari majalah itu.
Setiap tahun, Time memilih seseorang, kelompok, ide atau objek yang "secara baik maupun buruk" memiliki dampak paling besar selama 12 bulan.
Pada tahun 2019, majalah itu memperluas Person of the Year untuk memasukkan kategori-kategori seperti "Businessperson of the Year", "Entertainer of the Year", "Athlete of the Year" and the "Guardians of the Year".
Para pemenang tahun ini adalah:
Guardians of the Year:
Dr Anthony Fauci, anggota kunci dari Gugus Tugas Virus Corona AS, dan petugas kesehatan garis depan. "Berada di garis depan perlawanan Covid-19, pada petugas kesehatan dunia menampilkan sisi terbaik kemanusiaan - tidak mementingkan diri sendiri, kasih sayang, stamina, keberanian - sambil melindungi sebanyak mungkin dari kemampuan mereka," tulis Time.
Porche Bennett-Bey, Assa Traore, dan penggerak keadilan rasial. "Ketika George Floyd meninggal dunia di Minneapolis pada bulan Mei, itu menjadi bukti - jika ada yang membutuhkannya - bahwa kehidupan orang kulit hitam masih belum diperlakukan adil di Amerika. Setelah kematiannya, gelombang kemarahan melonjak dan dimanfaat oleh para penggerak, baik veteran maupun yang baru bersemangat, untuk membawa jutaan orang ke jalanan dan menyoroti ketidakadilan di tengah masyarakat yang mengklaim sebuah kenyataan yang lebih baik daripada yang sebenarnya terjadi," kata Time.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: