Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Survei: Pasar Aplikasi Melonjak, Kategori Hiburan Pimpin Pasar

Survei: Pasar Aplikasi Melonjak, Kategori Hiburan Pimpin Pasar Kredit Foto: Unsplash/William
Warta Ekonomi, Jakarta -

AppsFlyer, perusahaan atribusi iklan global, hari ini merilis Laporan Marketing Aplikasi Indonesia Edisi 2020 yang menyajikan informasi terkait instal aplikasi mobile dan karakteristiknya di Indonesia mulai dari bulan Januari hingga September 2020. Beberapa temuan utama dalam laporan ini menunjukkan pertumbuhan nilai ekonomi aplikasi mobile yang signifikan di Indonesia terutama dalam hal installs, in-app spend, user retention, marketing.

"Peningkatan instal aplikasi mobile yang signifikan tahun ini telah menunjukkan kekuatan dan matangnya lanskap mobile commerce di Indonesia yang telah menjadi salah satu negara dengan digitalisasi tercepat di dunia. Masyarakat Indonesia sudah terbiasa melakukan transaksi belanja dengan perangkat seluler mereka, baik untuk kategori seperti keuangan, hiburan, makanan & minuman serta belanja, terutama ketika pandemi terjadi," kata President dan Managing Director untuk APAC, AppsFlyer, Ronen Mense, Selasa (15/12/2020).

Baca Juga: Habis Guyur Investasi ke Gojek, Telkom Rilis Aplikasi Transportasi Online ke Timor Leste

Selama masa pandemi ini, makin banyak orang Indonesia menghabiskan waktu di rumah dan bergantung pada aplikasi mobile untuk kehidupan sehari-hari mereka. Hal ini juga menunjukkan bahwa para marketer harus fokus pada remarketing dan proteksi dari ancaman fraud iklan untuk mempertahankan pendapatan di dalam lanskap aplikasi mobile yang sangat padat.

Laporan Marketing Aplikasi Indonesia Edisi 2020 tersebut menganalisis 813 juta instal yang tercatat di Indonesia pada Januari-September 2020, termasuk 16 miliar sesi pembukaan aplikasi dan 460 juta konversi dari proses remarketing. Studi ini juga meliputi sedikitnya 2.250 aplikasi dengan angka 1.000 penginstalan Non-Organik (NOI) per bulan.

Covid-19 memberi dampak signifikan terhadap pengunduhan aplikasi dan game di Indonesia yang membuat tahun 2020 menjadi tahun yang sangat penting untuk Instalasi Non-Organik di seluruh kategori aplikasi utama, dengan keseluruhan Instalasi Non-Organik lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun lalu. Kategori Hiburan dan Makanan & Minuman menjadi favorit dengan peningkatan masing-masing yang mencapai sebesar 340% dan 180%.

Instal organik pun mengalami pertumbuhan tinggi di kategori Keuangan (+241%), Hiburan (+72%), Pendidikan (+33%), dan Belanja (+29%) dalam kurun periode yang sama. Instal aplikasi ini secara umum mencapai puncaknya pada bulan Maret 2020, sebelum status darurat karena pandemi pada 31 Maret 2020. Pertumbuhan ini sejalan dengan tren pertumbuhan ekonomi internet Indonesia yang diperkirakan akan mencapai nilai US$124 miliar pada tahun 2025.

Lebih lanjut Mense mengatakan, ketersediaan dan aksesibilitas terhadap berbagai kategori aplikasi sedikit banyak membantu kehidupan masyarakat di tengah pandemi. Namun, hal ini juga berarti para pengembang aplikasi dan marketer harus berupaya ekstra dalam menghadapi persaingan yang ketat di pasar aplikasi, mengatur anggaran yang terbatas, sekaligus berhadapan dengan para fraudster.

Dengan instal aplikasi yang bertumbuh, laporan ini menunjukan tingkat retensi yang sedikit lebih rendah karena konsumen memiliki akses terhadap pilihan yang bervariasi. Tingkat retensi selama 30 hari pada tahun 2020 turun menjadi 3% dari 4% tahun lalu, bersamaan dengan meningkatnya instal secara keseluruhan. Laporan AppsFlyer juga menampilkan fakta meningkatnya ad fraud yang tercermin dari nilai volume fraud per tahun di Indonesia yang diperkirakan melampaui lebih dari US$150 juta atau sekitar Rp2,1 triliun.

Ad Fraud adalah hal yang serius, terutama bagi aplikasi populer, karena 10% dari NOI beberapa aplikasi terbesar di Indonesia (dalam hal popularitas) memiliki tingkat fraud mencapai 30%. Tingkat ad fraud tertinggi terdapat dalam kategori aplikasi keuangan, pendidikan, makanan & minuman serta belanja, khususnya pada bulan April dan Mei ketika instal aplikasi berada di puncaknya. Sebagian besar ad fraud muncul dari Bots, yang berkontribusi 60% di hampir seluruh kategori aplikasi.

"Peningkatan persaingan juga menekankan pentingnya user acquisition dan insentif remarketing karena tingkat retensi yang rendah pada tahun ini. Data kami menunjukkan upaya remarketing harus menjadi prioritas utama bagi para marketer mempertahankan pelanggan karena telah terbukti efektif dalam peningkatan user retention dan lifetime value. Ad Fraud senilai 150 juta dolar AS di Indonesia sesungguhnya dapat menjadi anggaran yang dapat dimanfaatkan oleh marketer dan pengembang aplikasi untuk kebutuhan bisnis lain," kata Senior Customer Success Manager untuk SEA, AppsFlyer, Luthfi Anshari.

Laporan ini juga menyoroti beberapa hal menarik tentang pola kebiasaan masyarakat mobile Indonesia, yaitu:

Ponsel Android menyumbang 90,05% dari pangsa pasar smartphone dengan pengguna iOS/iPhone hanya tercatat 1 dari 10 (9,95%). Namun, ditemukan lebih banyak instal aplikasi oleh pengguna iOS di kategori makanan & minuman (38%) dan kesehatan & fitness (40%).

Aplikasi lokal buatan Indonesia menduduki peringkat kedua dengan 14% tingkat instal dari 500 aplikasi terpopuler, yang separuh aplikasi tersebut merupakan kategori keuangan, diikuti oleh kategori belanja, perjalanan, hiburan, serta makanan & minuman.

Kinerja dari aplikasi kategori keuangan tercatat sangat baik di wilayah Jakarta dan Jawa Barat, membentuk 41% dari semua instal non-organik aplikasi keuangan di seluruh Indonesia. Aplikasi dengan kategori gim dan belanja cenderung lebih baik di wilayah Jawa Timur, sedangkan aplikasi di kategori belanja memiliki performa yang baik di wilayah Jawa Tengah.

Aplikasi dalam kategori Hiburan menunjukan kinerja lebih baik di wilayah Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, dan Bali.

Selama beberapa bulan ke depan, para marketer perlu untuk memahami dampak dari remarketing terhadap akuisisi dan retensi user. Sehubungan dengan pembatasan sosial yang mulai dilonggarkan dan ekonomi secara bertahap mulai bangkit kembali, periode liburan akhir tahun akan memainkan peran penting dalam instal aplikasi dan memunculkan persaingan sengit.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: