Apa yang Dibawa Menteri Luar Negeri Turki ke Indonesia? Ini Penjelasan Menlu Retno
Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Mevlut Cavusoglu tengah berkunjung ke Indonesia. Dalam pertemuannya dengan Menlu Retno LP Marsudi kemarin, keduanya membahas kerja sama di bidang diplomatik dan perdagangan.
Pada pertemuan itu, Retno dan Cavusoglu juga menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) tentang Kerja Sama Peningkatan Kapasitas Diplomatik.
Baca Juga: Siap-siap, Turki Gila-gilaan Bikin Kapal Perang Nirawak dengan Rudal Kendali
“Nota Kesepahaman ini akan semakin memperkuat kemitraan Indonesia dan Turki, serta membangun kapasitas diplomatik para diplomat kedua negara,” ujar Retno dalam konferensi pers virtual bersama Cavusoglu di Jakarta, kemarin.
Cavusoglu lalu menambahkan, kemitraan itu termasuk untuk pelatihan dan pertukaran diplomat. “Karena pada dasarnya, Indonesia dan Turki memiliki kesamaan pandangan dalam menyikapi isu-isu global,” ujarnya.
Lebih lanjut, keduanya mengumumkan rencana kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ke Indonesia tahun depan. Itu merupakan kunjungan balasan Presiden Erdogan terhadap kunjungan Presiden Jokowi ke Ankara pada 2017.
“Kunjungan ini akan menandai peningkatan hubungan Indonesia-Turki ke tatanan yang baru,” kata Retno.
Sebab, dalam kunjungan tersebut, akan dijajaki pembentukan Dewan Strategis Tingkat Tinggi (High-Level Strategic Council). Dewan ini akan menjadi forum bagi para pemimpin kedua negara untuk membahas secara regular berbagai isu strategis.
Cavusoglu menambahkan, hubungan yang akrab antara Presiden Erdogan dan Jokowi menghasilkan kerja sama kedua negara di berbagai bidang. Mulai dari ekonomi, hingga industri pertahanan.
Khusus dalam bidang industri pertahanan, lanjutnya, Turki telah berinvestasi besar dan menghasilkan produk yang berkualitas baik dan dengan harga kompetitif.
Indonesia dan Turki juga sepakat melanjutkan perundingan Indonesia-Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement (IT–CEPA). Harapannya, perundingan ini selesai tahun depan.
Cavusoglu menekankan, kerja sama perdagangan kedua negara bisa digenjot, karena saat ini masih berkisar 1,5 juta dolar AS atau Rp 21,4 miliar. Angka ini, kata dia, sangat kecil bila dibandingkan dengan total populasi kedua negara yang mencapai 350 juta orang.
Masih menurut Cavusoglu, kedua negara sepakat untuk meningkatkan investasi di Turki dan Indonesia. “Perusahaan Turki sangat tertarik berinvestasi di Indonesia meski ada pandemi,” ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto