Kekayaan Jeff Bezos-Elon Musk Naik Gak Kira-kira, Bisa Buat BLT 100 Juta Orang
Kekayaan orang terkaya di dunia makin bertambah saat pandemi Covid-19 ini. Namun, banyak pula yang kehilangan kekayaannya hingga pekerjaannya imbas wabah ini.
Melansir Business Insider, Jakarta, Minggu (3/1/2020), kekayaan CEO Amazon Jeff Bezos dan CEO Tesla Elon Musk mengalami kenaikan hingga US$217 miliar atau setara Rp3.059 triliun. Adapun menurut Blomberg, Jeff Bezos berada di posisi pertama orang terkaya dan Musk di posisi kedua.
Baca Juga: Jeff Bezos Jarang Beramal, Janda Orang Terkaya Dunia Ini Justru Hobi Sedekah
Dari Jumlah tersebut, jika dihitung, bisa memberikan bantuan langsung tunai (BLT) hingga US$2.000 ke 100 juta orang di Amerika Serikat.
Secara kolektif, kekayaan bersih 500 orang terkaya di dunia naik menjadi sekitar US$1,8 triliun. Meningkat 31% yang mewakili keuntungan tahunan terbesar dalam delapan tahun Bloomberg mencatat angka-angka ini.
Kekayaan bersih Musk, khususnya, tumbuh tercepat pada tahun 2020, Bloomberg melaporkan. Kekayaan bersihnya terutama terdiri dari saham Tesla yang dia miliki sekitar 75%. Angka-angka ini datang ketika jutaan orang di Amerika Serikat alami pengangguran massal karena kehancuran ekonomi yang disebabkan oleh pandemi virus corona.
Kongres pada bulan Maret mengeluarkan paket stimulus virus corona pertama, yang termasuk US$1.200 dalam pembayaran langsung ke orang Amerika. Itu adalah upaya untuk mengimbangi kehancuran finansial setelah bisnis kecil di seluruh negeri ditutup untuk membatasi penyebaran virus.
Orang Amerika menunggu sembilan bulan untuk menerima pemeriksaan stimulus kedua. Pada bulan Desember, Kongres akhirnya mencapai kesepakatan tentang paket bantuan stimulus kedua, sebuah kesepakatan yang mencakup cek senilai US$600 kepada para pembayar pajak.
Namun, DPR dan Senat sekali lagi berselisih karena Demokrat DPR mendorong cek US$2.000 untuk keluar. Senat Partai Republik, yang dipimpin oleh Pemimpin Mayoritas Mitch McConnell, telah berulang kali membatalkan upaya tersebut.
Sementara itu, tingkat pengangguran terus meningkat di AS, laporan pekerjaan November dari Departemen Tenaga Kerja mengatakan sekitar 15 juta orang tidak bekerja bulan itu karena pandemi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: