Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Potensi Pakistan sebagai Gerbang Masuk Sawit Indonesia ke Pasar Asia

Potensi Pakistan sebagai Gerbang Masuk Sawit Indonesia ke Pasar Asia Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sepanjang Semester I-2020, Pakistan termasuk lima negara terbesar yang mengimpor minyak sawit dan produk turunannya dari Indonesia setelah India, Uni Eropa, China, dan Afrika. Bahkan, di tahun 2019, pangsa pasar ekspor sawit Indonesia yang menembus Pakistan mencapai 7,9 persen.

Ekspor produk sawit Indonesia ke Pakistan terus menunjukkan kinerja dengan tren positif sejak diimplementasikannya Indonesia-Pakistan Preferential Trade Agreement (IPPTA) tahun 2013 lalu. Bahkan, Indonesia berhasil menggeser dominasi Malaysia sebagai eksportir utama minyak sawit di Pakistan hingga saat ini. Hal tersebut terkonfirmasi dari paparan Janmohammed (2020) yang menyebutkan pangsa Indonesia di pasar minyak sawit Pakistan tahun 2019 sebesar 80 persen, sedangkan Malaysia hanya sebesar 20 persen.

Baca Juga: Setelah 2020, Masa Depan Industri Sawit Nasional Berpotensi Lebih Berkilau

Sebagian besar produk sawit yang diekspor Indonesia ke Pakistan dalam bentuk Refined Palm Oil (RPO). Hal ini karena industri Pakistan lebih menyukai menggunakan RPO khususnya Olein yang banyak digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi Vanasphati Ghee.

Data mencatat, nilai ekspor RPO Indonesia ke Pakistan tahun 2010 hanya sebesar US$64,42 juta. Namun, pada periode Januari–Oktober 2020 lalu (jauh setelah IPPTA diimplementasikan dan masih masifnya pandemi Covid-19 di Indonesia dan negara-negara dunia), nilai ekspor RPO Indonesia ke Pakistan mencapai US$1,14 miliar atau lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yang senilai US$857,76 juta.

Tidak hanya itu, mengutip laporan PASPI Monitor, Pakistan juga berpotensi menjadi pintu gerbang untuk mengakses pasar minyak sawit kawasan Asia Selatan, Asia Tengah, dan Timur Tengah dan sekitarnya melalui pengembangan trade and investment hub bagi produk sawit Indonesia.

"Hal ini karena Pakistan memiliki beberapa keunggulan seperi letak geografis yang strategis dan didukung dengan pengembangan fasilitas dalam rangka implementasi PRC Pakistan Economic Coridor/China-Pakistan Economic Coridor sebagai bagian dari kebijakan One Belt One Road PRC yang menghubungkan Xianjiang dan Pelabuhan Gwadar di Pakistan Selatan, serta tergabungnya Pakistan dalam berbagai kerja sama perdagangan baik bilateral maupun regional yang dapat berimplikasi pada kemudahan akses pasar karena relaksasi hambatan tarif dan nontarif dengan negara mitra dagang," seperti dilansir dari laporan PASPI Monitor.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: