Kisah Orang Terkaya: Mikhail Prokhorov, Miliarder Rusia Pemilik Klub Basket NBA
Pinjaman yang diberikan kepada pemerintah akan dijamin dengan kepemilikan saham di perusahaan yang baru diprivatisasi yang dulunya adalah perusahaan publik.
Onexim mengambil alih Norilsk Nickel dengan melakukan pelelangan dengan cara yang tidak etis, mirip dengan apa yang dikenal sebagai perdagangan orang dalam di masa sekarang. Namun demikian, bank memperoleh kendali penuh atas Norilsk pada tahun 1997 melalui proses penawaran yang curang, ketika pemerintah tidak dapat mengembalikan pinjaman tersebut.
Setelah Onexim Bank memperoleh kendali administratif atas Norilsk Nickel, Mikhail Prokhorov melanjutkan untuk merampingkan operasi perusahaan pertambangan dengan menjual akuisisi non-pertambangannya. Dia ingin merestrukturisasi dan merasionalisasi operasi yang sangat rumit dari raksasa pertambangan itu dan membuat bisnis itu menguntungkan yang akhirnya dia lakukan.
Saat Norilsk Nickel menjadi perusahaan penghasil laba di bawah pengawasan Prokhorov, ia menyalurkan sebagian besar keuntungan yakni sebesar USD8,5 juta untuk mendirikan Polyus Gold, produsen emas terbesar Rusia sebagai spin-off dari Norilsk. Pada 2007, ia mengundurkan diri sebagai CEO Norilsk pada tahun 2007 karena ingin membeli perusahaan pemasok listrik.
Pada keruntuhan ekonomi global tahun 2008, hal itu justru menjadi berkah bagi Mikhail Prokhorov. Meski nilai sahamnya di beberapa perusahaan turun drastis, ia memanfaatkan pelemahan ekonomi dengan memanfaatkan cadangan dana yang sangat besar untuk masuk ke kontrak strategis di segmen non-pertambangan.
Salah satu investasi terkenal Prokhorov selama krisis keuangan global adalah akuisisi 50% Renaissance Capital, sebuah bank investasi swasta yang berbasis di Moskow, senilai USD500 juta. Dia juga mengakuisisi saham signifikan di portal berita keuangan terkemuka Rusia-RBC.
Hingga hari ini, Mikhail Prokhorov masih menjadi salah satu orang terkaya di Rusia, dan bahkan di dunia. Forbes mencatat harta kekayaannya hari ini mencapai USD11,4 miliar (Rp158 triliuln).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: