Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengamat dari Unnes: Jokowi Menang 2-0 dari Prabowo-Sandi

Pengamat dari Unnes: Jokowi Menang 2-0 dari Prabowo-Sandi Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat politik dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) Cahyo Seftyono menilai, jika diibaratkan pertandingan sepak bola, Jokowi sudah menang 2-0 atas lawan politiknya Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Menurut Cahyo, walaupun penampilannya terkesan lugu, Jokowi merupakan politikus yang sangat cerdik dan pandai bersiasat.

“Kepiawaian Jokowi menaklukkan rival tangguhnya dalam pilpres 2019 yang lalu, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno itu merupakan contoh gamblang,” urai dosen Kebijakan Publik ini.

“Sesumbar Prabowo bahwa dirinya akan timbul-tenggelam bersama rakyat, dan kata-kata manis Sandi bahwa dia tak tertarik masuk kabinet, sirna sudah. Keduanya kini melempar handuk, duduk manis dengan baju putih, menjadi bawahan langsung Jokowi,” imbuh Cahyo.

Baca Juga: Mas Prabowo Angkat Bicara soal Sikapnya yang Banyak Diam Akhir-akhir ini

Faktanya, kata Cahyo, dengan gayanya yang khas dan tenang, Jokowi berhasil, memainkan strategi ‘memangku lawan’ dengan memberi pangkat atau jabatan sehingga lawannya senang, padahal Jokowi menang lebih besar.

“Seolah-olah seperti diangkat tapi sebenarnya dijatuhkan,” kata Cahyo.

Dalam analisa Cahyo, masuknya Prabowo dan Sandi ke Kabinet Jokowi ini membuat keduanya kalah dua kali. Pertama, Prabowo-Sandi dikalahkan Jokowi pada Pilpres 2019. Kalau hanya ini, lanjutnya, kedua tokoh politik ini bisa saja maju lagi di tahun 2024, apalagi Jokowi tak lagi jadi rival.

Cahyo juga mengingatkan, betapa kerasnya cercaan kedua tokoh itu terhadap Jokowi dalam Pilpres 2019 lalu. Tapi hanya dalam setahun, kata-kata tajam mereka berubah menjadi pujian dan sanjungan setinggi langit kepada mantan rivalnya itu.

“Saya melihat, saat ini ada saja orang yang kini risih mendengar sanjungan Prabowo pada Jokowi,” ungkap Cahyo.

Namun, Cahyo mengaku, dirinya tidak tahu pasti apakah manuver Jokowi menjadikan Prabowo dan Sandi sebagai menteri itu untuk memperkuat basis dukungan terhadapnya, atau memang untuk menghancurkan karakter dan nama baik bekas penantangnya itu.

Karena dalam pengamatan Cahyo, para pendukung Prabowo-Sandi yang besarnya sekitar 45 persen dari total pemilih pilpres 2019 tidak serta merta berbalik mendukung. Di media sosial maupun dalam di pasar, terminal, pengajian, arisan maupun ruang-ruang publik lainnya, kritik terhadap pemerintah masih lantang.

“Yang jelas, Jokowi berhasil mengalahkan suara Prabowo-Sandi dalam Pilpres dan kini berhasil meruntuhkan reputasi keduanya dimata para pendukungnya,” pungkas Cahyo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ferry Hidayat
Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: