Pertamina melalui Refinery Unit (RU) IV Cilacap sukses melakukan transfer perdana produk Pertalite, Kamis (7/1/2021). Transfer Pertalite tersebut ditandai dengan transfer perdana dari tanki RU IV melalui pipa menuju Fuel Terminal Lomanis.
General Manager Pertamina RU IV, Joko Pranoto mengatakan bahwa Pertamina berkomitmen untuk terus menyediakan Bahan Bakar Minyak (BBM) ramah lingkungan bagi masyarakat.
Baca Juga: 7 Program Binaan Pertamina untuk UMKM
Pertalite yang diproduksi RU IV Cilacap merupakan Bahan Bakar Khusus (BBK) dengan Research Octane Number (RON) sebesar minimal 90 dan kandungan sulfur maksimal 500 ppm.
“Bahan bakar Pertalite memiliki kualitas yang lebih ramah lingkungan dengan RON sebesar minimal 90 dibandingkan dengan produk Premium yang memiliki RON minimal 88,” kata Joko, Kamis (7/1/2021).
Produk Pertalite yang diolah di RU IV ini menjadi bukti komitmen Pertamina untuk mematuhi SK Dirjen Migas Nomor 0486.K/10/DJM/2017 tanggal 23 November 2017 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 90 yang Dipasarkan di Dalam Negeri.
“Ini semakin menegaskan komitmen Pertamina RU IV untuk menyediakan produk-produk yang ramah lingkungan bagi masyarakat. Sehingga seluruh produk BBK yaitu Pertamax Turbo,Pertamax dan Pertalite bisa diproduksi di Kilang Cilacap,” katanya.
Joko menuturkan, produk Pertalite diproduksi di kilang Fuel Oil Complex (FOC) I, FOC II, Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC), Light Naphtha Hydrotreating dan Isomerization(LNHT/ISOM), yang menghasilkan produk High Octane Mogas Component (HOMC).
Selanjutnya dilakukan blending dengan Low Octane Mogas Component (LOMC) berspesifikasi RON minimal 90 dan Reid Vapor Pressure sebesar maksimal 69 Kilopascal (Kpa).
“Kapasitas produksi Pertalite di RU IV per bulannya sebesar 2,1 juta barrel atau setara 334 juta liter,” tuturnya.
Kehadiran produk Pertalite dari Kilang Cilacap, masih menurut Joko, menjadi komitmen Pertamina untuk selalu memberikan BBM berkualitas bagi masyarakat serta mengajak masyarakat untuk turut peduli lingkungan dengan penggunaan BBM ramah lingkungan. Keunggulan Pertalite diantaranya memiliki kemampuan pembakaran yang lebih baik.
"Selain masyarakat bisa lebih efisien, performa kendaraannya pun menjadi lebih baik dan bertenaga,” tutur Joko.
Sementara itu, Executive General Manager Pertamina Regional Jawa Bagian Tengah, Sylvia Grace Yuvenna pun optimistis dengan optimalisasi produksi Pertalite di RU IV Cilacap ini. Stok dan penyaluran produk tersebut di wilayah Jawa Bagian Tengah semakin aman.
“Saat ini sesuai data yang kami miliki, konsumsi produk BBM gasoline jenis Pertalite mendominasi penyaluran diseluruh SPBU Jawa Bagian Tengah dengan persentase rata-rata per hari sebesar 75 persen atau sekitar 9.000 kiloliter per hari," kata Sylvia.
Ditambahkan Sylvia, berbagai program dilakukan oleh Subholding Commercial & Trading dalam penggunaan produk ramah lingkungan, antara lain pelaksanaan Program Langit Biru di beberapa kota & kabupaten di Regional Jawa Bagian Tengah mulai November 2020.
“Jawa Tengah dan DIY merupakan provinsi yang konsumsi Bahan Bakar Khususnya (Pertalite dan Pertamax series) lebih tinggi dibanding provinsi lain. Kami sangat menyambut baik transfer perdana Pertalite ini karena membantu memperkuat ketahanan stock kami,” kata Sylvia.
Direktur Operasi PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Djoko Priyono mengapresiasi kerja keras seluruh perwira Pertamina di RU IV, hingga terwujudnya transfer perdana Pertalite ini.
"Seluruh pekerja RU IV Cilacap dengan bangga mempersembahkan produk Pertalite ini untuk masyarakat Indonesia dan pencapaian ini menjadi catatan prestasi penting di awal 2021,” kata Djoko.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Alfi Dinilhaq