Risma Blusukan, Eks Mensos: Tidak Ada Tunawisma atau Pengemis di Daerah Protokol DKI
"Persoalan yang paling mendasar di sana adalah tentang data. Apakah orang diberikan itu sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Jika datanya tidak tepat, maka timbul masalah," kata Bachtiar.
"Data itu yang tahu adalah pemerintah daerah. Data itu harus di-update. Tidak boleh dibiarkan saja, bisa saja orang itu meninggal atau pindah. Harus di-update. Itu bukan pekerjaan yang mudah," tutur Bachtiar.
PDIP Bela Risma
Risma yang dikritik membuat elite PDIP pasang badan membela koleganya tersebut. Politikus PDIP Aria Bima menyampaikan cara Risma dengan melakukan blusukan tak ada yang salah.
Baca Juga: Sekarang Giliran Anies Baswedan yang Kena Hujat Netizen: Tiru-Tiru Gaya Bu Risma
Aria pun tak sependapat dengan sejumlah pihak yang menganggap Risma melakukan pencitraan karena blusukan.
Dia menyinggung keberhasilan Risma selama memimpin Kota Surabaya. Kata dia, keberhasilan dua periode itu sudah mengangkat kepopuleran seorang Risma.
Menurutnya, sekelas Risma pun tak memerlukan pencitraan dalam blusukan karena sudah populer.
"Pertanyaan balik ya, apa setingkat Bu Risma yang sukses dan cukup populer karena berhasil membangun kota Surabaya selama dua periode, terbukti sukses masih butuh namanya kepopuleran. Dan, untuk kesuksesan sebagai pencitraan. Ini yang saya pertanyakan, apa Bu Risma masih butuh itu?" kata Aria dikutip VIVA dari acara Apa Kabar Indonesia Malam tvOne.
Dia mengatakan tak ada masalah dengan gaya blusukan. Sebab cara ini terbukti efektif bisa dekat kepada rakyat. "Itu gaya kepemimpinan, blusuk kan artinya blusuk kepada rakyat. Bentuk gaya kepemimpinan transformatif," ujar Aria.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: