Bersifat Inklusif, Ekonomi dan Keuangan Syariah Dapat Diterapkan oleh Siapapun
Di antara karakteristik ekonomi dan keuangan syariah adalah terletak pada sifatnya yang inklusif dan kompatibel dengan aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Artinya, ekonomi dan keuangan syariah dapat dipraktikkan oleh siapapun, di negara manapun, dan dengan latar belakang agama dan ras apapun.
Hal tersebut diungkapkan Dr Irfan Syauqi Beik, Dosen IPB University dari Departemen Ilmu Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM). Karakteristik tersebut, kata Dr Irfan merupakan bentuk inklusivitas dan kompatibilitas yang luar biasa, yang dibuktikan dengan keberadaan institusi ekonomi dan keuangan syariah yang telah beroperasi di lebih dari seratus negara seluruh dunia.
“Bahkan banyak negara yang notabene minoritas muslim, memiliki tekad untuk menjadi kampiun di dunia ekonomi dan keuangan syariah global. Misalnya, Inggris mendeklarasikan diri menjadi pusat keuangan syariah dunia. Demikian pula dengan Thailand yang berambisi menjadi pusat industri makanan halal terbesar dunia dengan visi sebagai dapurnya dunia (Kitchen of the World),” ujarnya di Jakarta, Jumat (8/1/2021).
Baca Juga: Tahan Pandemi, Ekonomi Syariah Dproyeksikan Tumbuh Positif di 2021
Kondisi tersebut, lanjut Dr Irfan, juga ditopang dengan fakta bahwa perkembangan ekonomi syariah dunia, yang direpresentasikan oleh perkembangan sektor riil, sektor keuangan syariah dan sektor zakat, infak, sedekah, wakaf (ZISWAF), menunjukkan tren yang positif.
Meski mendapat tekanan yang luar biasa akibat resesi ekonomi yang disebabkan pandemi COVID-19, instrumen ekonomi dan keuangan syariah menunjukkan daya tahan yang luar biasa. Dr Irfan menegaskan, ketahanan itu memberikan harapan bahwa ekonomi dan keuangan syariah dapat dijadikan sebagai instrumen yang dapat memitigasi dampak dari krisis ekonomi, sekaligus memberikan daya ungkit bagi suatu perekonomian untuk kembali bangkit.
"Tentu kita berharap bahwa Indonesia dapat memanfaatkan perkembangan ekonomi dan keuangan syariah global bagi sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, diperlukan berbagai langkah dan upaya strategis, agar visi Indonesia untuk menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia tahun 2024 bisa tercapai,” ungkapnya.
Dalam konteks ini, Indonesia memiliki sejumlah keunggulan komparatif yang memungkinkannya menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia. Keunggulan tersebut antara lain ditinjau dari sisi jumlah penduduk muslim (market advantage), potensi geografis dan sumber daya alam, serta dari sisi ekosistem halal dan dukungan regulasi yang semakin baik dari waktu ke waktu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: