Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Houthi Dicap Teroris oleh AS, Jawaban PBB di Luar Dugaan

Houthi Dicap Teroris oleh AS, Jawaban PBB di Luar Dugaan Kredit Foto: Reuters
Warta Ekonomi, SANAA -

Kepala Kemanusiaan PBB Mark Lowcock akan mendesak Amerika Serikat (AS) untuk membatalkan keputusannya menjadikan Houthi Yaman sebagai kelompok teroris. Sebab penunjukkan tersebut bakal menyebabkan kelaparan skala besar dalam hampir 40 tahun di Yaman.

Lowcock berencana membuat seruan tersebut dalam pidatonya di Dewan Keamanan PBB (DK PBB), Kamis (14/1/2021) waktu setempat. Lowcock menunjukkan bahwa data tertulis 16 juta dari 30 juta orang Yaman akan kelaparan tahun ini.

Baca Juga: AS Tetapkan Houthi sebagai Teroris, Ini Reaksi Tak Terduga dari Arab Saudi

"Sudah, sekitar 50 ribu orang pada dasarnya mati kelaparan dalam apa yang pada dasarnya kelaparan kecil. Lima juta lainnya hanya satu langkah di belakang mereka," ujar Lowcock dilansir laman Aljazirah, Kamis.

Menurutnya, penunjukan teroris oleh AS membuat perusahaan menarik diri dari berurusan dengan Yaman. Lowcock mengingatkan kelaparan tidak akan dicegah dengan lisensi yang AS katakan akan diperkenalkan sehingga beberapa bantuan kemanusiaan dan impor dapat terus mencapai Yaman.

"Apa yang akan mencegahnya? Kebalikan dari keputusan itu," kata Lowcock.

Dia mengatakan, bahwa Yaman mengimpor 90 persen makanannya, hampir semuanya dibeli melalui jalur komersial, jadi pengiriman bantuan tidak cukup untuk mencegah kelaparan.

"Lembaga bantuan memberi orang voucher atau uang tunai untuk membeli makanan yang diimpor secara komersial di pasar. Lembaga bantuan tidak bisa menggantikan sistem impor komersial," katanya.

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) juga menyuarakan keprihatinan atas penunjukan AS. ICRC mengatakan pihaknya khawatir langkah itu akan menyebabkan efek mengerikan dalam memberikan bantuan penting kepada warga sipil yang sakit dan kelaparan.

Pada Kamis (14/1/2021), Direktur operasi ICRC Dominik Stillhart mengatakan, bahwa badan tersebut telah mendesak negara-negara yang memberlakukan langkah-langkah tersebut mempertimbangkan tindakan kemanusiaan buat mengurangi efek negatif pada populasi dan bantuan yang tidak memihak.

Pernyataan itu dikeluarkan sekembalinya dari negara itu setelah tiga staf ICRC tewas dalam serangan di bandara Aden pada 30 Desember.

Pada Ahad lalu, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyatakan Houthi yang didukung Iran sebagai "organisasi teroris asing". Dia mengatakan penunjukan itu akan berlaku pada 19 Januari atau sehari sebelum Presiden Donald Trump resmi lengser danĀ  Joe Biden dilantik sebagai presiden.

Organisasi bantuan dan anggota senior Partai Republik juga memperingatkan bahwa langkah itu dapat berdampak kemanusiaan yang menghancurkan pada negara yang dilanda konflik yang menghadapi risiko kelaparan.

Perang Yaman pecah pada akhir 2014 ketika Houthi menguasai sebagian besar negara, termasuk ibu kota, Sanaa.

Konflik meningkat pada Maret 2015 ketika Arab Saudi dan Uni Emirat Arab mengumpulkan koalisi militer yang didukung AS dalam upaya memulihkan pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi.

Apa yang para pemimpin Saudi anggap sebagai intervensi militer yang cepat telah berubah menjadi konflik berkepanjangan yang menyebabkan penyebaran penyakit, menghancurkan banyak infrastruktur negara dan mendorong jutaan orang ke ambang kelaparan. Kedua belah pihak dituduh melakukan kejahatan perang dalam pertempuran yang menewaskan puluhan ribu orang itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: