Kegiatan ekonomi minyak sawit telah melibatkan hampir semua negara di dunia. Dalam kegiatan produksi minyak sawit melibatkan sekitar 28 negara, sementara kegiatan ekspor-impor beserta downstream melibatkan lebih dari 100 negara.
Kegiatan konsumsi produk akhir berbasis minyak sawit baik secara langsung maupun tidak langsung telah melibatkan hampir semua negara. Minyak sawit dapat diolah dan dimanfaatkan sebagai sumber dan campuran bahan pangan, oleochemical, dan biofuel.
Baca Juga: Uni Eropa Coba Ubrak-Abrik Sawit Nasional, Mendag Lutfi Siap Hadapi
Multifungsi kelapa sawit sebagai supporting life systems masyarakat dunia seiring dengan peran pentingnya sepanjang supply chain sistem agribisnis kelapa sawit. Salah satu implikasi lanjutan dari aktivitas subsistem agribisnis kelapa sawit adalah peningkatan kesempatan kerja (job creation). Studi Europe Economics (2016) mengungkapkan, secara global, diperkirakan tercipta sekitar 2,9 juta tenaga kerja yang dikaitkan dengan volume minyak sawit sebesar 52 juta ton.
"Job creation juga terus mengalami peningkatan menjadi 2,3 juta orang pada tahun 2015, sebagai dampak dari meningkatnya volume impor minyak sawit global yang mencapai 16,25 juta ton. Seiring meningkatnya volume impor minyak sawit dunia yang diperkirakan mencapai 50,55 juta ton, job creation yang tercipta tahun 2020 mencapai 2,7 juta orang," seperti dikutip dari laporan PASPI Monitor.
Distribusi penciptaan kesempatan kerja dari kegiatan ekonomi kelapa sawit merupakan hasil dari kombinasi besaran volume impor dan perkembangan industri hilir baik perluasan (ekspansi) atau pendalaman (deepening) serta teknologi pada industri hilir minyak sawit. Negara importir minyak sawit terbesar di dunia, yakni China, India, dan Uni Eropa mengimpor minyak sawit dengan volume yang relatif sama, yakni sekitar 8 juta ton pada tahun 2013–2014, tercatat telah menghasilkan job creation di negaranya.
Mengutip laporan PASPI Monitor, China dan India menikmati job creation yang lebih besar, yakni masing-masing sebesar 42 persen dan 29 persen. Sementara itu, penciptaan kesempatan kerja di Uni Eropa dan Amerika Serikat sebagai dampak dari impor dan pengembangan industri hilir lebih rendah, yakni masing-masing 3 persen dan 2 persen.
"Dengan demikian, cukup jelas bahwa produsen minyak sawit dunia seperti Indonesia membagi kue ekonomi berupa job creation kepada negara-negara importir minyak sawit. Job creation yang tercipta terbesar terjadi pada negara importir yang mengimpor minyak sawit dengan volume yang besar dan industri hilir berbasis sawit yang memanfaatkan berlimpahnya tenaga kerja (labor intensive) seperti India dan China."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: