Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mendengar Cerita WNI di AS yang Ngaku Sempat Waswas Jelang Pelantikan Joe Biden, Kenapa?

Mendengar Cerita WNI di AS yang Ngaku Sempat Waswas Jelang Pelantikan Joe Biden, Kenapa? Kredit Foto: SOPA Images/REX/Shutterstock/Michael Brochstein
Warta Ekonomi, Washington -

Ketika Joe Biden mendampingi Presiden Barack Obama dilantik 12 tahun lalu, suasana Amerika Serikat akan berbeda dengan pelantikan Joe Biden hari Rabu waktu setempat di Washington DC (20/1/2021).

Sejumlah warga Indonesia yang tinggal di ibu kota Amerika Serikat tersebut ikut merasakan perbedaan suasana politik dan kehidupan di Amerika Serikat saat ini.

Baca Juga: Susuri Gedung Putih Usai Dilantik, Biden: Rasanya Seperti Pulang

"Sewaktu pelantikan Presiden Obama [tahun 2008] terasa sekali perasaan gembira dan perayaan demokrasi," kata Oscar Zaky, warga asal Indonesia di Washington DC.

"Apalagi dengan terpilihnya Barack Obama sebagai presiden pertama dalam sejarah Amerika yang berlatar belakang keturunan Afrika," tambahnya kepada wartawan ABC Sastra Wijaya.

"Waktu itu penonton sangat banyak, dan wilayah "National Mall" di Washington DC penuh sekali dari mulai Capitol Hill sampai Lincoln Memorial dari ujung ke ujung dipenuhi orang."

"Sewaktu Presiden Trump dilantik, suasana sudah tidak enak, karena dia sebenarnya menang di perhitungan Electoral College, tapi kalah di popular vote, dan itu yang menjadi beban dia walaupun menang," jelas Oscar yang sudah tinggal di Amerika Serikat sejak tahun 1993.

Suasana yang berbeda juga dirasakan Pendeta John Mambu yang tinggal di Fullerton, California, sekitar empat ribu kilometer dari Washington DC.

Pendeta John yang mengelola gereja Presbitarian Indonesia di Fullerton berasal dari Indonesia dan sudah tinggal di AS sejak tahun 1984.

"Saya sudah pernah merasakan perpindahan kekuasaan sejak Presiden Jimmy Carter, kemudian ke Ronald Reagan, Bush Senior, Bill Clinton, Bush Junior, Barack Obama, Donald Trump dan sekarang Joe Biden," kata John Mambu kepada ABC Indonesia.

"Unjuk rasa sudah biasa terjadi di Amerika Serikat."

"Namun ini kemudian menjadi chaos [rusuh], banyak orang tidak menyangka ini akan terjadi seperti ini," kata Pendeta John.

Perpindahan kekuasaan di Amerika Serikat biasanya berlangsung teratur dan tidak pernah terjadi dalam suasana tegang seperti sekarang.

Sudah hampir dua minggu, tentara AS yang disebut Garda Nasional dikerahkan untuk mengamankan keadaan di Washington DC.

Ini disebabkan karena adanya kerusuhan 6 Januari lalu, saat ribuan orang yang diketahui pendukung Presiden Donald Trump memasuki Gedung Kongres Capitol, sebuah peristiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya selama 100 tahun terakhir.

"Sekarang ini Washngton DC menjadi seperti benteng dengan pengamanan berlipat-lipat, mulai dari pembatas beton, pagar kawat, dan angkatan bersenjata sejumlah 25.000 orang, lebih besar dari total tentara Amerika di Iraq, Syria, dan Afghanistan," jelas Oscar.

Seorang warga asal Indonesia lainya, Hendrik Boen yang tinggal di Georgia, negara bagian Atlanta, mengatakan ia mendengar kemungkinan adanya kericuhan atau kerusuhan di hari pelantikan Joe Biden.

Namun sejauh ini menurutnya kehidupan di kota tempatnya tinggal terasa "biasa saja".

"Suasana dimana tempat kami tinggal biasa-biasa saja, hanya saja banyak orang mengatakan akan ada kericuhan atau perang Sipil."

"Sampai detik ini saya tidak melihat adanya kemungkinan kericuhan tersebut," katanya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: