Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono optimis Indonesia menjadi pengekspor lobster hasil budidaya terbesar di dunia. Hal itu dapat dilihat dari besarnya panen lobster hasil budidaya di dalam negeri.
Menurut Sakti, optimisme ini didapat setelah presentasi dari Gabungan Pengusaha Lobster Indonesia (GPLI) serta melihat langsung panen lobster hasil budidaya dikelola PT. Lautan Berkah Perkasa (LBP) yang tergabung dalam GPLI saat melakukan kunjungan kerja ke Simberkima Buleleng Bali.
Baca Juga: Susi Pudjiastuti Dukung Megawati Soal Ekspor Benih Lobster
"Tuhan sudah memberikan alam kepada kita yang begitu luar biasa. Pesan saya jelas, budidaya ini akan kita kembangkan. Itu bukan menjadi tanggungjawab Dirjen Budidaya saja," kata Trenggono dalam keteranganya di Jakarta, Sabtu, 23 Januari 2021.
"Saya akan all out ini, untuk dapat dikembangkan di dalam negeri. Harapan kita menjadi produsen ekspor lobster terbesar di dunia," tambahnya.
Trenggono meyakini, kalau sistem ini dikembangkan dibeberapa wilayah, akan sangat bagus bisa meningkatkan ekonomi nelayan Indonesia. Dikatakan sudah terbukti, budidaya itu berkesinambungan dalam menjaga kelestarian lingkungan.
"Ini adalah satu bukti, saya meyakini budidaya itu berkesinambungan menjaga kelestarian lingkungan. Kelestarian sumberdaya lobster," terangnya.
Sementara itu Ketua GPLI Gunawan menyampaikan, bahwa GPLI sangat mendukung pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan tersebut. Bahwa Indonesia memiliki semua potensi untuk menjadi negara pengekspor lobster terbesar di dunia.
"Kami akan jadikan Sumberkima sebagai Lobster Estate pertama di Indonesia dan berikutnya akan kami kembangan sampai ke seluruh pelosok nusantara," katanya.
Tentunya, GPLI menargetkan ekspor lobster hasil budidaya sebesar 30 ribu ton per tahun yang kami capai dalam waktu 10 tahun. Sehingga ke depan semakin banyak benih yang terserap untuk dibudidayakan di dalam negeri.
Lebih lanjut, Gunawan mengatakan, Indonesia bisa mencapai target itu. Dengan melihat luas laut kaya sumber benih lobster dan pakan melimpah.
"Sebelumnya kerang-kerang tidak terlihat nilai ekonomisnya bagi masyarakat. Tapi sekarang masyarakat mencari kerang untuk dijual ke pembudidaya di sini. Begitu pun dengan bulu babi yang begitu melimpah. Sebelumnya hanya menjadi hama koral, kini dapat dimanfaatkan sebagai pakan lobster," jelasnya.
Maka dari itu, GPLI akan mengajak nelayan dan masyarakat pesisir untuk bergerak dan berusaha, salah satunya untuk budidaya lobster. Dengan adanya usaha lobster ini, akan sangat membantu menghidupi jutaan nelayan dan masyarakat pesisir Indonesia disaat pandemi Corona.
"Dan hari ini kita sudah melihat dan membuktikan bahwa di sini budidaya lobster dapat dilakukan," kata Gunawan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto