Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

4 Persepsi Masyarakat Soal Vaksin Covid-19

4 Persepsi Masyarakat Soal Vaksin Covid-19 Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengembangan vaksin COVID-19 telah berlangsung di berbagai negara (Smith, 2020), termasuk Indonesia. Bahkan, sudah ada 4 juta dosis vaksin siap pakai di Indonesia. 

Tak hanya itu, mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Indonesia dapat memproduksi 290 juta dosis vaksin COVID-19 hingga akhir 2021.

Akan tetapi, vaksin tergolong sebagai hal kontroversial sehingga sebagian kelompok masyarakat tak bersedia mengikutinya. Sebagai contoh, hanya 50% penduduk Amerika yang bersedia menjalani vaksin COVID-19.

Baca Juga: Putra Mahkota Samsung Pasrah di Balik Jeruji Besi

Baca Juga: Makin Gencar Promosi Yuan Digital, China Niat Gelar Uji Coba di 2 Kota Besar

Bagaimana dengan Indonesia? Untuk mempelajari persepsi masyarakat soal vaksin COVID-19  di Tanah Air, platform JakPat menggelar survei pada 3-4 September 2020; melibatkan 1.252 responden dengan teknik probability sampling. Melansir hasil survei JakPat itu, Senin (25/1/2021), berikut ini hasilnya:

1. Cenderung memilih vaksin lokal

Berdasarkan hasil survei JakPat, orang-orang cenderung memilih vaksin yang pengembangannya berlangsung di Indonesia.

2. Persepsi masyarakat terkait efektivitas vaksin

40,3% responden percaya, vaksin COVID-19 merupakan cara terefektif menghentikan pandemi COVID-19. Sementara, ada 16% responden yang secara umum kurang tertarik dengan vaksin.

Mengapa tidak tertarik? 67,3% dari 202 responden khawatir dengan efek samping vaksin COVID-19; 33,7% responden lain tak tertarik dengan vaksin karena harganya tergolong mahal; 32,7% mengaku belum membutuhkan vaksin; sedangkan sisanya beralasan:

  • Tidak sejalan dengan keyakinannya (16,6%);

  • Penyakitnya jarang dan tidak serius (11,2%);

  • Vaksin/imunisasi tidak berguna (9,8%), dan;

  • Lainnya (1,5%).

3. Kelompok antivaksin

Responden antivaksin berpegang pada prinsip masing-masing; 36,6% di antara kelompok antivaksin menganggap menjaga jarak dan penerapan protokol kesehatan dapat mengakhiri pandemi COVID-19.

4. Tindakan masyarakat bila pandemi belum selesai pada 2021

Apabila pandemi COVID-19 belum juga berakhir pada 2021, 18% responden mengaku akan kembali beraktivitas normal--tanpa menghindari tempat, acara, ataupun kegiatan tertentu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: