Kredit Foto: Dok. Oracle Indonesia
Di AS, sistem tersebut telah mendukung persyaratan data dari hasil pemeriksaan elektronik yang berasal dari lebih dari 530.000 sukarelawan untuk uji klinis COVID-19 di AS, dan mengumpulkan lebih dari 5,6 juta status pembaruan kesehatan harian dari pasien dan penyedia layanan kesehatan. Di Afrika, Oracle juga bekerjasama dengan Tony Blair Institute untuk mendukung program vaksinasi demam kuning di Ghana, Rwanda, dan Sierra Leone, dengan sistem pencatatan kesehatan elektronik berbasis cloud yang modern untuk membantu mengelola program vaksinasi skala besar mereka.
“Meskipun ini bukan program vaksinasi COVID-19, akan tetapi ini memberikan cetak biru tentang bagaimana Oracle dapat mendukung dengan peluncuran vaksinasi di negara-negara tersebut,” jelas Davian.
Dibidang Rantai Pasokan, lanjut Davian, untuk memberikan vaksin kepada masyarakat di lapangan, pemerintah perlu menyiapkan proses dan infrastruktur untuk mengelola ekosistem pengembangan vaksin secara memadai dan efektif. Vaksin tersebut perlu didistribusikan melalui rantai dingin yang dikontrol suhu, yang sangat sensitif dan memerlukan pemeriksaan kualitas dan kondisi yang stabil.
Tantangannya saat ini, menurut Davian, adalah logistik rantai dingin sangat sulit di iklim yang lebih hangat, dan dengan sebagian besar negara di Asia Tenggara berada di daerah tropis, hal ini dapat menimbulkan hambatan yang signifikan. Untuk mengatasi tantangan ini, Oracle menawarkan Cloud Supply Chain Management (SCM) untuk membantu pelanggan mempertahankan rantai pasokan yang tangguh untuk menjaga perekonomian tetap berjalan.
“Selama lebih dari satu dekade, Oracle telah membangun solusi rantai pasokan berbasis cloud, tanpa batas dan end-to-end. Baik perusahaan farmasi yang memasarkan vaksin maupun membantu industri rantai pasokan secara efektif mengelola pengadaan, inventaris, dan logistik, Oracle siap membantu,” jelas Davian.
Lebih lanjut Davian menjelaskan, covid-19 yang mempengaruhi ekonomi dan menghambat beberapa industri, pemerintah dan bisnis perlu meningkatkan sikap pekerja di seluruh dunia dengan memungkinkan peningkatan keterampilan untuk talenta digital dan juga bagaimana bisnis mengelola tenaga kerja mereka.
Studi Oracle AI at Work menemukan bahwa 2020 adalah tahun paling stres dalam sejarah dan berdampak negatif pada 78% kesehatan mental tenaga kerja global. Teknologi seperti AI adalah suatu kabar baik bagi cara kerja baru, dengan 75% tenaga kerja global mengatakan bahwa AI telah membantu kesehatan mental mereka di tempat kerja.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil