Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Joe Biden Diprediksi Pakai Rusia Sebagai Kartu AS di Masa-masa Sulit

Joe Biden Diprediksi Pakai Rusia Sebagai Kartu AS di Masa-masa Sulit Kredit Foto: AP Photo
Warta Ekonomi, Washington -

Sejumlah pengamat menilai, Presiden Amerika Serikat (AS), Joseph Biden akan menggunakan retorika konfrontatif melawan Moskow untuk tujuan politik domestiknya. Tetapi, ini belum tentu didukung sepenuhnya oleh tindakan yang tepat.

Direktur Klub Diskusi Internasional, Valdai Fyodor Lukyanov mengatakan, bahwa AS sekarang berada dalam keadaan sosio-politik yang sulit, dalam kondisi tingkat polarisasi tertinggi dalam masyarakat dan solusi dari masalah ini akan menentukan kegiatan pemerintahan Amerika yang baru.

Baca Juga: Donald Trump Ternyata Dipelihara Oleh Intelijen Rusia Sebagai Mata-Mata, Kata Agen KGB...

"Biden dan timnya, idealnya perlu banyak upaya untuk mempersatukan negara dan mengarahkannya ke beberapa hal yang kurang lebih dibagi," katanya, seperti dilansir Tass.

Dengan demikian, jelasnya, prioritas kebijakan luar negeri Washington juga akan sepenuhnya berada di bawah tugas kebijakan dalam negeri. Sebagai bagian dari logika ini, Biden akan mencoba mencari cara untuk menggunakan retorika ideologis yang agak agresif melawan Moskow.

"Biden, tentu saja akan memilih garis konfrontatif. Rusia sebagai anti-teladan, sebagai simbol dari segala sesuatu yang diperangi oleh pemerintahan Biden yang progresif, sangat cocok. Oleh karena itu, menurut saya setidaknya retorikanya akan sangat tidak menguntungkan. Bagi kami, dan pertanyaannya adalah - bagaimana kami akan bereaksi," katanya.

Dia mengatakan, slogan kebijakan luar negeri yang kini disuarakan, dari sudut pandang tim Biden, harus memperkuat otoritas dan legitimasi presiden dan Partai Demokrat di Amerika Serikat.

Artinya, papar Lukyanov, gagasan untuk memperkuat demokrasi di seluruh dunia dan memerangi kecenderungan anti-liberal sekarang bukanlah keinginan untuk mengubah dunia melainkan keinginan untuk mempengaruhi argumen eksternal untuk menyelesaikan masalah internal.

Meski demikian, ujarnya, pernyataan keras dari Gedung Putih belum tentu mengarah pada tindakan nyata.

"Saya pikir kebijakan luar negeri AS akan sangat militan dalam kata-kata hanya dalam arah transformasional liberal, tetapi agak berhati-hati dan, mungkin, bahkan tidak terlalu aktif dalam praktiknya, karena situasi dunia tidak memungkinkan, dan sumber daya masih belum begitu ada. banyak, dan ada cukup banyak masalah internal," ungkapnya.

"Dan di sini yang paling penting bagi mitra eksternal adalah membedakan retorika dari ketetapan hati yang sebenarnya," tegas Lukyanov.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: