- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Baru Tapakkan Kaki, Harga Saham Perusahaan Milik Mantan Bos BUMN Melejit ke Harga Tertinggi
Perusahaan yang dibangun oleh mantan Bos BUMN, Tumiyana yakni PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) resmi mencatatkan sahamnya di papan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI). Saat perdana diperdagangkan, saham WMUU melesat 62 poin atau 34,44% ke harga Rp242 per daham, dari harga penawaran umum perdana di angka Rp180 per saham.
Saham WMUU juga masuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) berdasarkan surat Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dalam surat tersebut, OJK telah menerbitkan satu keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan terkait dengan penetapan Efek Syariah yaitu Keputusan Nomor: KEP-03/D.04/2021 tentang Penetapan Saham PT Widodo Makmur Unggas Tbk sebagai Efek Syariah pada tanggal 22 Januari 2021.
Emiten yang bergerak di sektor peternakan ayam terintegrasi ini, akan tetap on the track untuk merealisasikan target kinerja di tahun 2021. Meski, WMUU merevisi target belanja modal atau capital expendicture (capex) menjadi Rp1,5 triliun dari semula Rp1,9 triliun.
Baca Juga: Jual Saham Baru ke Masyarakat, Perusahaan Migas Milik Keluarga Bakrie Kantongi Duit Triliunan
Komisaris Utama PT Widodo Makmur Unggas Tbk, Tumiyana, mengatakan sejauh ini WMU tidak merevisi target pendapatan maupun laba bersih sampai akhir tahun 2021, walaupun target belanja modal diturunkan Rp400 miliar menjadi Rp1,5 triliun dari target semula Rp1,9 triliun. Sebab yang diturunkan adalah volume kapasitas ayam broiler dari 7,7 juta broiler menjadi 6,4 juta broiler. Kendati demikian, Perseroan tetap bisa memenuhinya dengan membeli live bird dari luar.
“Capex on progress, pendapatan masih dalam posisi tidak akan dikoreksi. Di sisi lain, kita masuk dalam saham syariah,” kata Tumiyana dalam konferensi pers usai pencatatan saham perdana secara virtual di Jakarta, Selasa (2/2).
Penggunaan dana capex masih sesuai rencana untuk memenuhi fasilitas produksi, merampungkan pabrik pakan ternak yang ada di Ngawi pada kuartal IV-2021, dan peningkatan volume ayam broiler. Proporsi pendanaan untuk memenuhi ekspansi tahun ini berasal dari IPO, dan juga internal.
Pada posisi tersebut, menurut Tumiyana, rasio keuangan perusahaan masih sangat bagus. Sampai akhir tahun 2021, rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) diperkirakan di angka 1,9 kali-2 kali. Jumlah pinjaman dibandingkan modal sendiri (gearing ratio) antara 0,9 kali sampai 0,95 kali. Kinerja Perseroan juga akan terus tumbuh dengan menaikkan kapasitas rumah potong hewan unggas sebanyak 25.500 ekor per jam.
"Jadi kaidah keuangan itu masih kita penuhi dengan asumsi capex Rp1,5 triliun. Nanti di tahun 2022 seiring dengan peningkatan kapasitas maka total capex spending masih bisa landing lagi,” jelas dia.
Baca Juga: IHSG Terbang, Ini Deretan Saham yang Paling Kasih Cuan Besar dan yang Bikin Boncos
Tumiyana juga menekankan bahwa WMU fokus pada lini bisnis downstream melalui ayam karkas. Saat ini harga karkas relatif stabil dengan rerata Rp31.200 per kilo. Hal ini membuktikan bahwa strategi dari Widodo Makmur Unggas sejalan dengan apa yang ada di lapangan. Manajemen akan tetap berkomitmen terhadap program yang telah disusun.
Senada dengan itu juga disampaikan, Direktur Utama PT Widodo Makmur Unggas Tbk, Ali Mas'adi, yang menegaskan bahwa penurunan capex tidak akan mengurangi target pendapatan Perseroan di tahun 2021 sebesar Rp4,3 triliun. Sebab, pendapatan mature Perseroan berasal dari RPA yang masih sesuai rencana. "Dukungan untuk landbank bisa diperoleh dari free market," jelas dia.
Ia juga menambahkan bahwa saat ini fasilitas pabrik Perseroan dari breeding farm, commercial, hatcery, slaughterhouse sudah mendapatkan sertifikat kompartemen bebas Avian Influenza (AI), sehingga untuk persyaratan ekspor sudah terpenuhi danbisa segera merealisasikannya.
Menangapi rencana ekspor, Direktur Pemasaran dan Penjualan PT Widodo Makmur Unggas Tbk, Tri Mahawijaya Herlambang, menyatakan tahun ini Perseroan akan merealisasikan rencana ekspor ke negara tetangga. Apalagi kelengkapan dokumen dan fasilitas produksi yang telah dibangun berstandar dan bersertifikat internasional. "Paling tidak di kuartal II atau III, kita sudah mulai ekspor ke negara tetangga," imbuhnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri